SUARA USU
Uncategorized

Melatih Percaya Diri Anak Panti Asuhan Dalam Penggunaan Bahasa Inggris

Penulis: Sadiah Muayyadah

Suara USU, Medan. Dalam era globalisasi ini, persaingan antar negara semakin tinggi, negara dituntut memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era global. Masyarakat diharapkan memiliki kemampuan dalam persaingan ini, salah satu aspek penting kemampuan yang harus dimiliki masyarakat saat ini adalah mampu berbahasa Inggris. Bahasa Inggris menjadi bahasa Internasional, yang berarti bahasa inggris menjadi pemersatu bangsa dalam hal berkomunikasi dengan masyarakat dari negara lain. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa inggris harus diberikan kepada anak-anak sejak dini agar dengan mudah terbiasa hingga dewasa.

Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa disingkat dengan PKL, Merupakan mata kuliah wajib bagi para mahasiswa/i Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Sebagai Mahasiswa Semester 7, Sadiah Muayyadah 190902037 melakukan PKL di Panti Asuhan Yayasan Kemuliaan Hati Ibu Jl. Terompet No.88, Titi Rantai, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara dengan bimbingan Supervisor Sekolah, Dr. Drs. Bengkel M.Si dan dosen pengampu Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kesos. Kegiatan PKL ke 2 ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan dari awal bulan Oktober sampai dengan akhir Desember. Anak-anak Panti Asuhan Yayasan Kemuliaan Hati Ibu berjumlah 12 anak serta 1 pengurus panti yaitu Pak Yamonaha. Pendidikan yang sedang ditempuh oleh anak-anak dari SD sampai SMK serta adapun yang belum masuk sekolah.

Pada praktikum 2, metode yang digunakan merupakan level intervensi mezzo dalam metode intervensi groupwork.  Praktikum 2 diwajibkan melakukan mini project guna menyelesaikan masalah pada klien dengan metode intervensi groupwork. Kelompok kecil merupakan kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih dan mereka saling berinteraksi satu sama lainnya secara langsung, dimana mereka sadar keberadaan mereka sebagai anggota kelompok dan mempunyai sifat ketergatungan satu dengan yang lain, serta mencapai tujuan bersama. berdasarkan pengertian kelompok tersebut maka kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan keberfungsian sosial anggotanya (Adi 2013). Untuk melaksanakan mini project dalam PKL 2, penulis mengambil 6 anak panti yang rata-rata umur mereka 9-18 tahun serta sudah duduk dibangku pendidikan. Permasalahan dari 6 anak panti tersebut sama, kurang percaya diri dalam Bahasa Inggris.

Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anak-anak, penulis menggunakan metode Groupwork oleh Zastrow dengan tahapan-tahapan penyelesaian masalah berikut ini:

1. Engagement, Intake, Contract: pada tahapan ini diawali dengan pendekatan terhadap klien, penjelasan maksud dan tujuan, dan melakukan kesepakatan kontrak antara klien dan pekerja sosial.

2. Assessment: pada tahapan ini menganalisis lebih dalam permasalahan klien. Penulis menggunakan tools diagram venn untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada pada klien. Dari hasil wawancara yang dilakukan klien dengan penulis, anak-anak panti kurang percaya diri dalam pembelajaran Bahasa Inggris, menurut mereka terlalu rumit dan tidak mudah dipahami

3. Planning atau perencanaan: tahapan ini melakukan rencana strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah klien. Dalam tahap ini, penulis bersama klien saling bekerja sama untuk mencari rencana apa yang tepat digunakan untuk membantu anak-anak panti meningkatkan pengetahuan Bahasa Inggris.

4. Intervensi: tahapan ini ialah penjelasan program yang akan dilakukan oleh klien. Program yang akan dijalankan oleh anak-anak panti terdiri dari Listening, Reading, dan Speaking. Cara yang dilakukan penulis antara lain dengan anak-anak menonton film dalam bahasa inggris, menjelaskan bagaimana pengucapan kata serta memberikan soal-soal.

5. Monitoring: pada tahapan ini, penulis melihat dan mengawasi sudah sejauh mana perkembangan yang terjadi pada klien. Dalam beberapa pertemuan yang dilakukan, sudah ada sedikit demi sedikit perkembangan yang terjadi pada anak-anak panti, seperti mulai terbiasa mendengar, mengucap, dan membaca dalam Bahasa Inggris.

6. Evaluasi: Dalam tahap ini, melakukan evaluasi, penilaian serta pemantauan terhadap klien. Penulis merasa perkembangan yang cukup baik dalam anak-anak panti. Mereka lebih cepat dalam menjawab soal-soal bahasa inggris dan walaupun masih ada beberapa salah pelafalan kata, tapi proses mereka belajar sangat baik.

7. Terminasi: tahap pemutusan atau pemberhentian proses bantuan pekerja sosial dengan klien agar tidak menimbulkan ketergantungan klien. Dalam tahap ini, penulis menghentikan atau memutuskan proses bantuan kepada anak-anak panti karena perubahan yang terjadi sudah berkembang dengan baik dan mampu melakukan sendiri tanpa bantuan bimbingan dari penulis.

Redaktur: Salsabila Rania Balqis


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Peran Pengasuh Dalam Perkembangan Perilaku Sosial Anak-Anak di Panti Asuhan Pelangi Kasih

redaksi

Perpustakaan Masa Depan di SD IT Nur Hidayah Surakarta: Melampaui Buku dan Menjadi Pusat Pembelajaran Holistik

redaksi

Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Gaya Hidup Fashion Dikalangan Mahasiswa Dan Kaitannya Dengan Nilai-Nilai Pancasila

redaksi