Oleh : Venny Elysa Gultom
Suara USU, Medan.
“Kemiskinan telah merenggut dunia dari mereka. Kemiskinan membuat bermimpi pun harus tahu diri”.
Sedikit tentang kemiskinan, bukan merupakan hal yang ringan untuk diperbincangkan. Segala usaha dan tuntutan selalu lekat dalam benak. Mencoba merubah nasib untuk serba cukup demi hidup yang lebih bahagia. Ternyata benar, ada uang ada senang.
Kutipan di atas merupakan karya tulisan milik J.S. Khairen, “Dompet Ayah Sepatu Ibu”. Buku ini menawarkan pengalaman yang menggetarkan hati tentang kehidupan keluarga yang sedang melawan arus kemiskinan. Kisah hidup kemiskinan keluarga ini tak lain merupakan cerminan dari pengalaman hidup sang penulis. Buku yang diterbitkan pada tahun 2023 ini mengajak kita rehat sejenak dalam ketenangan dan mulai meresap arti hidup sesungguhnya.
Buku “Dompet Ayah Sepatu Ibu” menceritakan kisah dua individu yang menghadapi kesulitan dalam hidup mereka. Perjuangan merobek kemiskinan dikisahkan pada karakter utama, yaitu Zenna dan Asrul. Zenna, seorang anak keenam dari sebelas bersaudara, tinggal bersama keluarganya di lereng gunung Singgalang. Sejak masa kecil, Zenna telah terbiasa bekerja keras untuk mencari nafkah. Setiap hari, dia menempuh perjalanan naik-turun gunung ke sekolah dengan sepatu yang sudah usang, sambil membawa jagung rebus untuk dijual.
Di sisi lain, di punggung gunung Marapi, Asrul bersama adiknya, Irsal, dan ibunya, Umi, harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ayah mereka menikah lagi dan tinggal bersama istri keduanya. Asrul juga berasal dari latar belakang yang sulit, selalu mengintip dompetnya setiap kali menerima uang dari ayahnya. Meskipun mereka kadang-kadang mendapat uang dari ayah mereka, keuangan keluarga mereka tetap sulit.
“Air bah sudah menyusut, pindah ke kelopak mata Asrul.” dan “Ia pejamkan matanya sambil menangis meracau.” Perumpamaan ini menggambarkan seseorang yang menangis sambil menutup mata dengan suara yang memekik keras. Hal ini memberikan gambaran betapa sedihnya penderitaan yang dialami Zenna dan Asrul.
Dengan tekad yang kuat, Zenna dan Asrul mengubah dirinya menjadi sosok yang tangguh dan penuh dengan visi untuk masa depan keluarganya. Mereka belajar keras, bekerja sambil kuliah, dan berusaha memberikan kontribusi sebesar mungkin demi memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Melalui kegigihannya, Zenna dan Asrul berhasil membawa perubahan luar biasa dalam kehidupan keluarganya, menunjukkan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, segala sesuatu mungkin terjadi.
Banyak hal yang sebenarnya kita dambakan dalam hidup ini. Segala jenis kebahagiaan dan kedamaian tak pernah luput dari benak. Tanpa sadar, terkadang membuat kita lelah akan tantangan dan tuntutan diri. Dalam buku ini, setiap babnya memperkenalkan tantangan-tantangan yang dihadapi Asrul dan Zenna dengan cara yang memikat. Dari kisah kehilangan pekerjaan hingga perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lagi, buku ini mengajak kita gigih di tengah ladang rintangan hidup.
Dompet Ayah, Sepatu Ibu adalah sebuah karya yang menawan dan penuh inspirasi. Dari penggambaran karakter yang kuat hingga pesan-pesan moral yang dalam, buku ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan makna sejati dari kehidupan keluarga. Buku ini juga merupakan refleksi dari semangat, keteguhan, dan keberanian yang menginspirasi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi segala rintangan hidup.
Redaktur : Grace Pandora Sitorus
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.