Oleh: Galuh Novitasari
Suara USU, Medan. Dalam era digital ini, ketika informasi sangat mudah diakses, peran perpustakaan sekolah sebagai pusat literasi dan budaya membaca semakin penting. Namun, kenyataan pahit menunjukkan bahwa kondisi perpustakaan di banyak Sekolah Dasar (SD) di Indonesia masih belum optimal. Hal ini menjadi keprihatinan bersama, mengingat perpustakaan sekolah memiliki peran fundamental dalam menumbuhkan kecintaan membaca dan budaya literasi sejak dini pada anak-anak.
Keberadaan perpustakaan di sekolah seperti jantung dalam tubuh manusia, perpustakaan berperan vital dalam menyebarkan pengetahuan ke seluruh bagian institusi. Kehadiran perpustakaan di sekolah adalah keharusan dalam setiap lembaga pendidikan. Sebagai pusat ilmu dan informasi, perpustakaan menyediakan materi bacaan yang berkaitan dengan pendidikan dan pengetahuan umum. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mencari referensi atau sumber pengetahuan yang mereka pelajari, sehingga siswa dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
Minat dan kegemaran membaca di kalangan siswa tidak muncul dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan sejak usia dini (5-15 tahun) atau selama masa pendidikan dasar (SD dan SLTP). Meskipun pemerintah telah menyediakan berbagai buku, minat dan kegemaran membaca di kalangan siswa tetap rendah dan perlu ditingkatkan. Kenyataan menunjukkan bahwa minat baca sebagian besar siswa masih kurang, sehingga menjadi tantangan bagi kepala sekolah dan guru untuk mencari solusi alternatif.
Kegiatan membaca yang dilakukan dengan benar dan efektif telah terbukti mampu meningkatkan kualitas hidup seseorang dan akhirnya menjadi kebiasaan atau budaya. Budaya membaca ini dimulai dengan munculnya minat baca, yang kemudian berkembang menjadi kegemaran dan kecintaan terhadap membaca. Selanjutnya, memelihara dan mengembangkan minat baca tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Untuk meningkatkan minat baca siswa, guru perlu memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada, seperti perpustakaan. Dengan membawa siswa ke perpustakaan selama proses belajar mengajar, penggunaan perpustakaan dapat dioptimalkan, suasana belajar yang menyenangkan dapat tercipta, serta minat baca dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Minat baca yang tinggi akan berbanding lurus dengan hasil belajar yang lebih baik, sehingga tujuan belajar yang optimal dapat tercapai.
Kita tidak mungkin berbicara tentang perpustakaan tanpa berbicara tentang buku. Kita tidak mungkin berbicara tentang buku tanpa berbicara tentang membaca. Perpustakaan adalah tempat menyimpan buku-buku yang harus dibaca. Sebaik apapun buku-buku tersebut, mereka tidak akan bermanfaat jika tidak dibaca. Oleh karena itu, perpustakaan harus digunakan dan dimanfaatkan dengan optimal. Buku-buku bukan sekadar hiasan yang hanya dipajang di rak tanpa dibaca. Oleh karena itu, buku-buku yang dipajang seharusnya menarik bagi pembaca agar nilai fungsionalnya tidak berkurang.
Kondisi perpustakaan sekolah dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan pengelola, peningkatan fasilitas, serta penambahan koleksi bahan pustaka setiap tahunnya. Namun, semua upaya tersebut akan gagal jika kehadiran siswa di perpustakaan sekolah tidak dikelola dengan baik, apalagi jika tidak konsisten. Walaupun tidak ada yang meragukan banyaknya ilmu pengetahuan dalam buku, minat baca yang rendah membuat buku hanya menjadi tempat penyimpanan atau gudang ilmu. Bahkan, siswa mungkin enggan untuk sekadar mampir, sehingga keberadaan perpustakaan dianggap seperti ruang kosong dan fungsinya sebagai gudang ilmu menjadi terabaikan.
Berdasarkan hasil observasi sementara di SDN 01 Jatikuwung Karanganyar, terlihat bahwa penggunaan perpustakaan oleh warga sekolah belum optimal. Salah satu permasalahan utamanya adalah kondisi perpustakaan yang tidak cukup menarik bagi siswa dan tata letak buku yang kurang rapi, menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam mengajak siswa untuk mengunjungi perpustakaan atau menggunakan fasilitasnya untuk memperdalam pemahaman terhadap materi yang belum begitu jelas.
Dengan demikian, perpustakaan sekolah tidak hanya menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum, tetapi juga harus menyediakan bahan-bahan untuk rekreasi dan ilmu pengetahuan umum yang menarik minat siswa. Dengan penambahan koleksi buku yang terus-menerus, perpustakaan tersebut diharapkan menjadi pusat sumber informasi yang dinamis dan terus berkembang.
Untuk mencapai tujuan sebenarnya, yaitu mengoptimalkan perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca siswa, SDN 01 Jatikuwung melakukan berbagai upaya pengoptimalan perpustakaan dari segi pengelolaan perpustakaan yaitu dari suasana ruang perpustakaan (ruang tempat/ ruang baca, penataan rak buku dan penambahan hiasan dinding), petugas perpustakaan, pengadaan/ penambahan koleksi buku/bahan pustaka, pelayanaan sirkulasi dan tata tertib perpustakaan SDN 01 Jatikuwung.
a. Suasana Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah prasyarat yang penting bagi keberlangsungan sebuah perpustakaan, karena tidak dapat digunakan tanpa ruangan yang memadai. Berdasarkan pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa gedung perpustakaan tersebut sudah memenuhi syarat dengan ukuran yang cukup besar, yakni memiliki luas 5×7 meter.
b. Petugas/ Pengelola Perpustakaan
Perpustakaan harus menyediakan ruang dan layanan yang nyaman, serta dikelola oleh pustakawan yang mampu memenuhi kebutuhan buku pelajar dan menyediakan koleksi buku yang lengkap sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah. Pustakawan juga merupakan elemen kunci dalam operasional perpustakaan, karena mereka mengurus semua aspek terkait dengan perpustakaan, mengingat jumlah buku dan kunjungan yang tinggi. Berdasarkan pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa pustakawan di perpustakaan SDN 01 Jatikuwung memiliki pengalaman yang cukup dalam manajemen perpustakaan.
c. Pengadaan/ penambahan Koleksi Buku/ Bahan Pustaka
Perpustakaan merupakan tempat yang tak lepas dari keberadaan buku-buku, yang tersedia untuk dipinjam atau dibaca oleh para siswa, namun tidak untuk dibeli karena hanya berfungsi sebagai fasilitas peminjaman. Berdasarkan pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa koleksi buku di perpustakaan SDN 01 Jatikuwung masih terbatas, baik untuk buku pelajaran, cerita, majalah, koran, dan jenis buku lainnya. Dana untuk pengembangan perpustakaan SDN 01 Jatikuwung berasal dari dana BOS. Karena sekolah tidak dapat memungut biaya dari siswa atau orang tua siswa untuk tujuan pengembangan dan pembaruan perpustakaan, perpustakaan ini belum memiliki dana yang mencukupi untuk melakukan pengembangan, seperti perluasan ruangan atau penambahan fasilitas perpustakaan.
d. Sistem Pelayanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi di SDN 01 Jatikuwung meliputi peminjaman dan pengembalian buku. Berdasarkan pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa prosedur peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan SDN 01 Jatikuwung dianggap rumit bagi siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman siswa yang mengunjungi perpustakaan, yang mengakibatkan mereka menghadapi kesulitan dalam menggunakan layanan tersebut.
e. Tata Tertib Perpustakaan
Untuk mengoptimalkan penggunaan perpustakaan sekolah, pihak sekolah dan pengelola perpustakaan menetapkan peraturan tata tertib bagi siswa guna mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Pihak sekolah terus berinovasi untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan lebih banyak buku agar siswa lebih tertarik membaca. Selain itu, pihak sekolah juga melakukan berbagai langkah lainnya untuk meningkatkan minat baca siswa, seperti menambah koleksi buku cerita menarik dan buku pengetahuan, serta menjaga kebersihan dan kenyamanan perpustakaan. Dengan mengoptimalkan perpustakaan sekolah sebagai sarana informasi dan pendidikan melalui penambahan koleksi buku, diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.