SUARA USU
Kuliner

Mengenal Alame, Dodol Khas Tapsel-Madina yang Dimasak Selama 8 Jam

Sumber foto: Indozone Food

Oleh: Vimelia Hutapea

Suara USU, Medan. Indonesia dikenal kaya akan beragam jenis jajanan dan kue tradisionalnya. Sebagian besar kue khas Indonesia terbuat dari beras ketan yang tumbuh subur di seluruh pelosok Nusantara. Kue-kue manis ini sangat cocok menjadi teman secangkir teh di pagi hari atau dijadikan buah tangan untuk sanak sodara jika sedang pulang kampung.

Salah satu penganan manis nan legit khas Nusantara adalah si hitam manis dodol. Ada berbagai macam jenis dodol di Indonesia dan cara pembuatannya pun tidak jauh berbeda. Orang Mandailing dan Tapsel sendiri pun punya dodol khas yang disebut alame.

Alame dibuat dari tepung beras ketan, santan, dan gula merah yang dimasak dalam wajan besar menggunakan tungku. Semua bahan pun dicampur rata dan diaduk hingga mengental. Alame dimasak selama kurang lebih 8-10 jam. Adonan ini tidak boleh berhenti diaduk sampai teksturnya berubah kenyal dan berat. Karena inilah alame menjadi satu-satunya kue yang memiliki proses pematangan paling lama dan membutuhkan tenaga ekstra.

Selain itu, alame juga memiliki packaging yang unik. Alame yang sudah matang dan didinginkan akan dibungkus menggunakan anyaman daun pandan liar yang sudah dikeringkan. Anyaman ini dibentuk seperti kantong dan digunakan untuk membungkus alame. Permukaan daunnya juga cukup licin dan berminyak sehingga alame tidak lengket di bungkusnya saat hendak dikonsumsi. Selain ramah lingkungan karena mudah terurai, anyaman ini juga mempertahankan suhu makanan sehingga lebih tahan lama.

Satu kantong kecil alame biasanya dibandrol mulai dari lima belas ribu rupiah sampai dua puluh ribu rupiah. Harga akan naik saat menjelang Idul Fitri dan hari besar lainnya. Alame bisa ditemukan di pusat oleh-oleh seperti Panyabungan, Padangsidimpuan, hingga Sipirok. Saat ini, produsen alame yang terkenal di Padangsidimpuan bertempat di Desa Flamboyan. Berbagai macam oleh-oleh khas Padangsidimpuan bisa ditemukan di tempat ini. Selain itu, kita juga bisa melihat proses pembuatan alame secara langsung.

Redaktur: Anna Fauziah Pane


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Budaya Organisasi yang Diterapkan UMKM Burger Bangor

redaksi

Menu Makan Siang Andalan Mahasiswa USU: Ayam Geprek vs Nasi Padang

redaksi

Roti Kukus Srikaya: Roti Klasik Manis Khas Singkawang

redaksi