source: ub.ac.id
Oleh: Atika Larasati
Suara USU, Medan. Apakah kamu pernah merasa ramalan zodiak dan golongan darahmu sesuai dengan sifatmu? Pernah mengikuti suatu tes kepribadian yang kamu percayai karena hasilnya terasa akurat untukmu? Atau pernah merasakan apa yang terjadi kepadamu sesuai dengan kartu tarot yang dibacakan untukmu?Jika iya, psikologi menyebut fenomena ini sebagai efek Barnum.
Apa sih efek Barnum itu?
Efek Barnum merupakan fenomena psikologis saat seseorang menganggap suatu deskripsi tentang dirinya dan meyakininya sebagai kebenaran seolah itu memang dibuat untuknya. Padahal sesungguhnya deskripsi itu hanyalah pernyataan umum yang ditujukan secara general kepada semua orang.
Jika tidak disadari dan terjadi terus menerus, efek Barnum dapat menyebabkan validasi yang keliru dan berpengaruh pada kepribadian seseorang. Hal ini terjadi karena seseorang mengkhususkan informasi yang sebenarnya umum, seolah hanya berlaku untuk dirinya saja. Orang itu jadi membenarkan hal yang sesungguhnya kurang tepat, bisa juga menjadikan itu sebagai alasan terhadap sifat tertentu, atau bahkan dapat mendiagnosa kondisi fisik atau mental.
Terpengaruh efek Barnum juga dapat menutup banyak sudut pandang seseorang dalam melihat suatu kondisi, salah satunya realita. Akibatnya kita menjadi kurang bersiap diri terhadap kondisi yang akan kita hadapi.
Ciri-ciri Pernyataan yang Berdetensi Barnum
Tenang saja, ada kok beberapa pernyataan yang bisa dikenali jika itu mengandung Barnum. Jadi kita bisa memilah dan tidak menelan pernyataan atau informasi itu begitu saja.
1. Menggunakan deskripsi yang seakan ditujukan hanya untuk diri kita, padahal bisa saja itu dimiliki oleh orang lain.
2. Menggunakan banyak kata yang bersifat umum dan positif tanpa sesuai dengan data dan fakta yang ada.
3. Sering diikuti kata yang menyatakan ketidakyakinan, seperti “tetapi kadangkala”.
Perlu diketahui juga, tidak semua kalimat yang berdetensi Barnum akan selalu berdampak negatif. Kalimat itu bisa saja dikelola dalam batas wajar sehingga dapat memberikan sudut pandang dan dapat menanamkan sugesti positif yang kemungkinan belum disadari.
Lalu bagaimana upaya untuk mencegah salah pikir dari efek Barnum?
Kamu bisa memulainya dengan tidak langsung percaya dan menelan mentah-mentah informasi itu. Haruslah terlebih dulu mencocokkan data dengan realita yang ada serta relevansi informasi tersebut dengan kondisi pribadi. Barulah kamu bisa melakukan kurasi terhadap informasi yang negatif. Dengan begitu kamu memegang kendali terhadap persepsi dan responmu terhadap informasi yang berdetensi Barnum.
Kita memang tidak bisa mengendalikan informasi apa saja yang berkaitan dengan ramalan. Namun, kita dapat memilih informasi apa untuk dibaca dan bagaimana cara kita meresponnya.
Redaktur: Theresa Hana
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.