(Sumber foto: Ipusnas)
Penulis: Mega Manullang
Suara USU, Medan. “Kotak konsultasi masalah, silakan berkonsultasi tanpa ragu-ragu” – Toko Kelontong Namiya
Apa yang terbesit dalam benakmu ketika kamu menerima surat orang lain yang datang dari masa lalu? Apakah kamu langsung mempercayainya? Atau menganggap bahwa hal tersebut adalah ulah orang iseng?
Hal tersebut terjadi pada tiga tokoh bernama Atsuya, Shōta, dan Kōhei dalam buku “Keajaiban Toko Kelontong Namiya.” Buku ini bergenre fiksi, misteri, dan fantasi di mana terdapat kisah petualangan dalam ruang waktu yang dialami oleh Atsuya dan kedua temannya ketika menerima dan membalas sebuah surat pada toko kelontong yang sudah tidak berpenghuni.
Buku yang berjudul “Keajaiban Toko Kelontong Namiya” adalah salah satu buku yang ditulis oleh Keigo Higashino, seorang penulis buku mega best seller asal Jepang yang karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia.
Dari beberapa buku bergenre horor-misteri yang biasa ditulis oleh beliau, buku ini memiliki genre yang unik. Meskipun demikian, buku ini juga populer dan disukai oleh banyak orang. Selain genre buku yang unik, pada buku ini juga memiliki alur maju-mundur, yakni dari tahun 1947 sampai pada masa sekarang, disertai dengan banyak tokoh yang saling terhubung. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi pembaca saat membacanya. Buku ini berjumlah 400 halaman yang terdiri dari lima bagian, beberapa di antaranya “Jawaban Ada di Kotak Susu” dan “Alunan Harmonika di Malam Hari.”
Selama membaca buku ini, pembaca akan dikejutkan dengan hubungan antar tokohnya disertai dengan bagaimana hidup mereka dapat saling terikat. Meskipun memiliki banyak tokoh, kisah masing-masing tokoh dibahas secara rinci dan meninggalkan kesan tersendiri sehingga mudah untuk diingat oleh pembacanya. Di samping itu, pembaca harus teliti dalam membaca kata demi kata dan kalimat demi kalimat agar tidak bingung dengan alur ceritanya.
Ketika membaca buku ini, pembaca dapat merasakan haru dan sedih melalui kisah dan permasalahan yang dialami oleh masing-masing tokoh. Berikut pesan moral yang dapat dipetik dari buku ini:
- Pentingnya mendengar dan menanggapi cerita orang lain. Pada bagian ini terlihat dari balasan surat oleh kakek pemilik toko kelontong yang bernama Yūji Namiya, yang menjawab dengan sungguh-sungguh surat yang datang pada tokonya. Dan terbukti pada pengaruh balasan surat tersebut di kehidupan orang yang pernah berkonsultasi dengan kakek Yūji.
- Teruslah berjuang pada cita-citamu. Terlihat dari bagian “Tidak masalah jika kamu tidak berhasil memenangi perang itu. Bahkan perjuangan yang sia-sia pun berharga. Yang penting kamu bisa menorehkan jejakmu di sana” terdapat pada halaman 122.
- Belajar untuk menghargai pilihan orang lain yang berbeda dengan keinginan kita.
- Selalu ada kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus dan juga menarik untuk dibaca oleh siapa saja, terutama kamu yang menyukai buku bergenre fiksi, misteri, dan fantasi. Buku ini disajikan dengan penggunaan kata yang mudah untuk dimengerti. Selain itu, membaca buku ini akan menambah pengetahuanmu karena menyisipkan beberapa istilah kata mengenai negara Jepang. Ketika membaca, kamu juga akan semakin penasaran untuk mengetahui ending dari buku “Keajaiban Toko Kelontong Namiya”.
Jadi, jangan sampai ketinggalan untuk mengetahui petualangan Atsuya dan kedua temannya dalam memecahkan misteri pada Toko Kelontong Namiya. Dan bagi kamu yang suka dengan karya penulis Keigo Higashino, jangan sampai ketinggalan untuk membaca karyanya yang satu ini. Buku ini dapat ditemukan di toko buku dan juga dapat diakses secara online melalui aplikasi legal seperti Ipusnas, ya sobat Suara USU!
Redaktur: Yuni Hikmah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.