SUARA USU
Opini

Menilai Kepribadian Melalui Tes MBTI, Akurat atau Tidak?

Reporter : Tamara Ceria Sairo

Suara USU, Medan. Dewasa ini, tes MBTI ramai menjadi perbincangan di media sosial terutama kalangan remaja yang identik dengan identifikasi kepribadian. Pertanyaannya, apakah tes MBTI memberikan hasil akurat dalam mengidentifikasi masing-masing kepribadian individu? Apakah hasilnya dapat dipercaya?

Myers-Briggs Type Indicator atau yang biasa dikenal sebagai MBTI merupakan sebuah alat maupun wadah untuk melakukan tes kepribadian. Tes ini dikembangkan oleh seorang ibu dan anak, yaitu Katharine Cook Briggs dan Isabell Briggs Myers sebagai penggagas tipe kepribadian MBTI. Mengecek kepribadian dengan metode tes MBTI dapat dilakukan secara mandiri dan dengan langkah sederhana. Saat ini banyak website berseliweran yang menyediakan tes MBTI online di internet secara gratis, yang dari segi pertanyaan disajikan beragam dan dapat dengan mudah dikerjakan.

Nah, jika selama ini kita hanya akrab dengan istilah kepribadian ekstrovert dan introvert, maka dalam tes MBTI akan lebih kompleks. MBTI menyajikan serangkaian pertanyaan sesuai preferensi kita pada empat domain atau klasifikasi berbeda. Empat domain yang dikembangkan oleh Briggs dan Myers yaitu:

  1. Introvert (I) – Ekstrovert (E), yaitu pengkategorian seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
  2. Sensing (S) – Intuition (N), yaitu cara seseorang dalam memahami sebuah informasi.
  3. Thinking (T) – Feeling (F), yaitu cara seseorang dalam mengambil keputusan.
  4. Judging (J) – Perceiving (P), yaitu cara seseorang dalam merespon dan menyikapi lingkungan sekitar.

Sejauh ini sudah banyak orang yang mencoba tes MBTI dengan alasan ingin mengenal dirinya sendiri lebih jauh. Melalui tes ini, banyak pula yang kemudian mengetahui potensi dirinya, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang harus diubah. Dalam jangka panjang, orang-orang dengan hasil tipe kepribadian tertentu akan semakin mampu mengarahkan dirinya menjadi apa yang sesuai dengan kepribadiannya, baik dari pendidikan, pekerjaan, lingkaran pertemanan, hingga pasangan.

Tes kepribadian dinilai mampu menjadi alat bantu untuk mengenali diri sendiri sehingga mampu untuk merancang solusi dan menyikapi persoalan sosial yang harus dihadapi. Ketika kita sudah mengenali diri sendiri, kita akan semakin tau untuk bersikap sesuai dengan kondisi yang berbeda. Lantas kepribadian yang baik bukanlah orang yang dikategorikan mampu menghabiskan waktu dengan banyak orang, atau yang mampu menyelesaikan perkara menggunakan logika, atau bahkan pribadi yang terorganisir dan terencana. Bukankah setiap orang unik dan berbeda? 

Sama halnya dengan jenis tes kepribadian lainnya. Tidak ada 1 kata sifat yang bisa secara spesifik menggambarkan kepribadian seseorang secara valid. Perlu digali lebih dalam lagi informasi mengenai tes kepribadian yang mengklaim website-nya 100% akurat dan dapat dipercayai. 

Jika ditanya seberapa akurat hasil tes kepribadian MBTI, apakah dapat dipercaya atau tidak, ini hak dari masing-masing individu. Sah-sah saja jika merasa detail dari hasil tes menggambarkan kepribadian yang sebenarnya sebagaimana di dunia nyata. Namun, melalui beberapa penelitian, tidak ditemukan keakuratan tes MBTI. Mengapa?

Selalu ada kemungkinan orang-orang akan menerima perubahan hasil tes kepribadian. Tak jarang dari sesederhana kepribadian introvert dapat berganti menjadi ekstrovert. Perubahan ini menjadi hal yang wajar, karena mengingat setiap orang yang mengerjakan tes tersebut, akan memberikan jawaban sesuai sudut pandang dan kondisi yang sedang dia rasakan. Namun demikian, tes MBTI bukanlah sesuatu yang negatif dan mempengaruhi kehidupan ke arah yang buruk.

Melalui hasil tes MBTI yang diterima berbeda oleh seorang individu, dapat dipastikan bahwa manusia tidak akan selalu cocok untuk masuk pada suatu kategori tertentu yang sudah ditetapkan. Carl Jung seorang psikolog Swiss mengatakan “Every individual is an exception to the rule”. Jadi, faktanya, tes MBTI hanyalah sebuah hiburan yang membuat orang-orang ketagihan untuk mengetahui tipe kepribadian mereka. Mengetahui rahasia kepribadian diri sendiri yang sebelumnya masih awam terhadap hal tersebut adalah hal yang menyenangkan untuk dikerjakan. Sehingga orang-orang yang sudah mencoba tes MBTI akan merasa excited mengetahui fakta baru tentang dirinya yang belum pernah didengar sebelumnya.

Meski pro kontra seputar tes MBTI masih menjadi perbincangan yang berlangsung hingga sekarang, bukan berarti tes tersebut tidak boleh dilakukan. Namun, hasil tes yang keluar nantinya jangan dijadikan acuan mutlak untuk mengambil keputusan dalam hidup, cukup untuk menambah wawasan baru tentang kepribadian diri sendiri.

Redaktur : Fitri Dian Jannah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Penerapan Pendekatan Kognitif Behavioral untuk Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak Bersama Mahasiswi FISIP USU

redaksi

Mengikis Budaya Keterlambatan, Sebuah Tuntutan untuk Kehidupan yang Lebih Produktif

redaksi

Mengkaji Psikologi Feminis Melalui Buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan

redaksi