SUARA USU
Kuliner

Nastar dan Sirup Markisa, Duet Maut Andalan Saat Lebaran

Penulis: Lita Amalia

Setelah melewati hiruk-pikuk Lebaran hari pertama dan kedua, lemak di perut rasanya membuncit dua hingga tiga senti. Tidak hanya lontong dan ketupat yang mengambil peran, sajian kue kering dan sirup markisa justru jadi faktor nomor satu. Pasalnya tidak setiap saat kamu melumat lonte-lontong sate-atau memilih ketupat sebagai teman cemilan sembari menggosip tetangga mana yang amplopnya paling tebal, nastar justru lebih fleksibel untuk dimakan sambil haha-hihi cantik. Pasalnya, nastar tidak berpotensi merusak make-up yang sudah dipoles dari subuh. Saat mengemil nastar pun tidak perlu bersikap gragas layaknya makan rendang. Just sit still and look pretty kalau kata Daya.

Nastar sendiri pun ternyata punya kasta tak tertulis dalam perbincangan ibu-ibu sosialita maupun anak gadis yang tiga malam terakhir puasa harus khusyuk Lailatul Baqr. Mereka memposting nastar andalan masing-masing ke story whatsapp, instastory, Twitter, dan platform lain dengan caption, “Ini nastarku, mana nastarmu?”. Nastar yang ramai mendapat pujian dan rasa kepo jatuh kepada nastar yang bentuknya bulat mulus layaknya pantat anak bayi dengan olesan telur bebek yang merona glowing diatasnya. Sempat terlintas dibenak perasaan insecure karena ternyata masih kalah glowing dari segumpal adonan nastar. Tapi, saya kecewa bukan main karena ternyata saat dimakan, “Lah kok tepung semua…”

Tapi bagi sebagian keluarga, nastar yang sesungguhnya ialah nastar yang isinya paling banyak dan rasa selai nanasnya manis-manis mantap.  Karena berfokus pada rasa, nastar ini dari segi tampilan sudah pasti kalah saing dari nastar pertama. Tidak ada aura glowing yang terpancar, namun, jangan salah paham. Orang justru jatuh cinta pada retakan-retakan yang ada pada nastar. Belum lagi damage dari selai nanas yang mengintip dari sela-sela retakan, indahnya sudah di another level. Kalau rasa sudah pasti bikin orang bertekuk lutut ketagihan. (Iya, iya, nastar saya modelannya begini makanya kasta nastar yang ini dibikin paling bagus).

Tak hanya sampai disitu permisa, nastar ini mau seenak apapun rasanya pasti kalau dimakan setoples kerongkongan bisa jadi Gurun Gobi juga. Makanya, perlu ditemani si manis-manis asam Sirup Markisa yang di dua hari terakhir menjelang lebaran stoknya sudah ghoib. Dari tegukan pertama langsung bikin lupa diri kalau ada empat rumah lagi yang mau dikunjungi.

Pesaing Sirup Markisa juga lumayan berat. Kalau Sirup Markisa menawarkan dominan asam-manis, lain lagi si minuman bersoda yang dari jauh saja sudah bikin anak-anak rewel karena dilarang minum itu sama orangtuanya. Rela mereka dipelototi kemudian paha dalamnya dicubit Mama atau Bapaknya karena menenggak Fanta kebanyakan. Anak-anak pun sudah tak mempan ditakut-takuti macam dulu lagi. Terobos ajalah brader.

Alhasil, sampai dirumah, nastar dan sirup markisa tak lagi bersinkronisasi dengan indah dalam perut, justru sudah menimbulkan huru-hara untuk siapa yang dikeluarkan duluan. Aduh, makanya, mau seenak apapun, makan dan minumlah secukupnya, ya…

Redaktur: Yulia Putri Hadi


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Related posts

Minuman Berkhasiat, Teh Ayong Perniagaan Mampu Menyembuhkan Banyak Penyakit!

redaksi

Penerapan Budaya Organisasi pada J.Co Donuts & Coffee, Donat Asli Indonesia yang Dikira Donat Luar Negeri!

redaksi

Nasi Upa-Upa: Simbol Kebudayaan dan Kehangatan Tradisi Mandailing Angkola

redaksi