SUARA USU
Life Style

Oversharing, Budaya Baru Pengguna Media Sosial

Penulis : Wirayudha Azhari Lubis

Suara USU, MEDAN. Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun ternyata sangat berdampak dalam kehidupan manusia. Mulai dari terbatasnya mobilitas dan kegiatan sehari-hari, hingga meningkatnya intensitas berinteraksi melalui media sosial.

Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah menciptakan bermacam-macam kemudahan dalam menunjang kehidupan. Begitu juga dengan media sosial. Media sosial merupakan sebuah platform digital yang memungkinkan semua orang melakukan interaksi tanpa tatap muka. Selain itu, media sosial juga berhasil menjadi tempat yang menarik untuk membagikan kegiatan kita kepada semua orang.

Memang tidak ada salahnya untuk membagikan momen pribadi di sosial media. Namun, acap kali para pengguna media sosial lalai, hingga membagikan informasi diri sendiri yang bersifat privasi, seperti lokasi rumah, foto keluarga, keresahan, kemesraan dengan pasangan, hingga hal-hal yang seharusnya tidak perlu dibagikan kepada banyak orang. Dengan melakukan hal-hal tersebut bisa memicu terjadinya oversharing.

Oversharing adalah sebuah perilaku yang terlalu banyak memberikan informasi pribadi di media sosial. Akibat terlalu sering oversharing tentunya memiliki dampak negatif, bukan hanya sekedar bocornya data pribadi, tetapi juga memiliki dampak terhadap kesehatan mental.

Oversharing bisa saja dianggap sebagai gangguan bagi pengguna media sosial. Keresahan pengguna media sosial bisa saja berbentuk cibiran ataupun komentar negatif. Hal ini kemudian akan menyebabkan kecemasan bagi si pelaku oversharing. Bukan hanya menimbulkan kecemasan dari komentar negatif, kecemasan itupun bisa saja muncul karena terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial.

Dilansir dari klikdoter.com, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, oversharing biasanya dilandasi akibat orang itu merasa kesepian dan membutuhkan perhatian dari sekitarnya. Namun, ada beberapa tips agar dapat terhindar dari kebiasaan oversharing;

1. Membedakan akun pribadi dan akun profesional

Tidak ada salahnya bagi untuk menggunakan dua akun dalam satu media sosial, hal ini bertujuan agar dapat dengan mudah memilih orang-orang terdekat. Membagikan banyak kegiatan positif juga tentunya bakal berdampak positif juga.

2. Mengetahui pentingnya privasi

Agar terhindar dari oversharing, haruslah mengerti bagaimana penting privasi diri sendiri. Dengan memahami bahwa privasi penting, maka dengan sendirinya akan mengurangi membagikan hal-hal yang tidak perlu diketahui orang lain di media sosial

3. Mencari tahu apa yang terdapat pada mesin pencarian tentang diri sendiri

Mengetik nama sendiri di mesin pencarian, seperti Google adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana citra diri sendiri terekam di media sosial. Jika menemukan hal yang tidak pantas untuk dibagikan, maka hapus postingan tersebut dan sesuaikan dengan pengaturan privasi.

Tips di atas dapat dilakukan, jika merasa telah melakukan oversharing. Kamu juga bisa membagikan artikel ini kepada teman yang kamu anggap telah melakukan kebiasaan oversharing. Hindari oversharing agar keamanan privasi dan kesehatan mental kamu terjaga!

Redaktur : Wiranto Asruri Siregar

Related posts

Anxiety Attack vs Panic Attack

redaksi

Ayo Jaga Lingkungan dengan Sustainable lifestyle!

redaksi

Cuaca Semakin Panas Akhir-Akhir Ini, BMKG pun Sarankan Pakai Sunscreen

redaksi