Oleh : Ruth Stephanie Audrey Sinaga
Suara USU, Medan. Semakin hari, konsumen dari barang-barang tersier pun semakin meningkat, apalagi dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang setiap tahun semakin membaik. Tentunya, hal ini juga berdampak pesat kepada pembelian barang – barang yang berkategorikan tersier seperti alat elektronik, fashion, dan sebagainya.
Karena keadaan ekonomi yang kian lama semakin meningkat, maka barang-barang tersier tersebut pun lambat laun menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Ketika kita menginginkan sesuatu, maka kita menginginkan yang paling baik bukan? Hal tersebut tentu sudah menjadi sifat alami manusia.
Karena penggunaan barang-barang tersebut menjadi hal biasa, maka masyarakat pun semakin menilai seseorang lebih spesifik lagi. Sebagai contohnya, ‘merek handpone apa ya yang ia gunakan?’ atau seperti ‘seganlah barang mahal’ dan sejenisnya. Tentu, bagi mereka yang mendengarnya pun merasa bahwa mereka memiliki keistimewaan tersendiri.
Tak disadari, ternyata fenomena itu pun berlanjut hingga sekarang. Bahkan mereka yang memiliki finansial yang tidak terlalu baik pun tak segan-segan mengeluarkan uang lebih demi bisa dipandang. Tak dipungkiri lagi, mereka rela membeli barang palsu demi disegani oleh kaumnya.
Padahal, jika kita tarik kesimpulannya, apa pentingnya menciptakan stigma-stigma seperti itu? Tanpa kita sadari, kita telah membangun mental mereka menjadi mental yang buruk. Bahkan, di antara mereka pun memiliki ketakutan sendiri jika memakai barang yang tidak bermerek. Hal tersebut terjadi karena tidak sesuai dengan lingkungan sosial mereka.
Bahkan mereka tidak melihat fungsi atau kegunaan dari barang tersebut, tetapi hanya terpengaruh dari sebuah kata ‘gengsi’. Padahal, apa salahnya jika memiliki selera yang berbeda? walaupun dengan harga yang lebih murah.
Seharusnya, kita lebih malu menggunakan barang bermerek tanpa tau kegunaan dan manfaatnya. Karena gengsi hanyalah sesaat. Oleh karena itu, ada baiknya kita lebih mengedukasi diri kita daripada hanya sekedar mengikuti orang lain demi disegani oleh lingkungan masyarakat.
Redaktur: Elnada Nadhira Saleh
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.