SUARA USU
Kabar Kampus

Permatasari dan Kebebasan Belajar untuk Mahasiswa Indonesia!

Oleh: Niara Simarmata dan Josephine C.L. Siahaan

Program permatasari adalah program pertukaran mahasiswa secara daring yang diselenggarakan oleh Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri (BPK-PTN) Wilayah Parat. Program ini diikuti oleh 33 PTN peserta, salah satunya Universitas Sumatera Utara (USU). Program yang sudah berlangsung sejak bulan Februari 2021 ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memilih juga mengikuti mata kuliah dan universitas yang mereka minati, demi penguatan kompetensi dan perluasan pengalaman belajar mahasiswa dengan merasakan studi di Perguruan Tinggi lain.

Manfaat ikut Program Permatasari.

Program yang selalu dinantikan ini ternyata memiliki banyak benefit, mulai dari mengenal budaya baru, relasi, atau bahkan mengikuti mata kuliah yang tidak ada di fakultas sendiri. Yogi Juliansyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa (FIB)-Sastra Arab USU, yang mengikuti program permatasari di Universitas Singaperbangsa menyatakan bahwa hal berbeda yang ia dapat ialah mengenai intonasi dalam penyampaian argumentasi oleh mahasiswa di universitas terkait sangatlah lembut.

“Mereka kalau menjawab pertanyaan atau menyampaikan argumentasi itu sangat lembut dalam bahasa. Mungkin karena mereka Jawa, apalagi kebanyakan mereka adalah orang Sunda, jadi sangat berbeda intonasi atau etika mereka dalam menyampaikan argumen,” tuturnya.

Berbeda lagi dengan Khofifah Tri Wardani Manik, mahasiswi Fakultas Kehutanan USU yang memilih dan mengikuti mata kuliah Ekologi Lahan Basa dan Gambut di Universitas Tanjungpura Pontianak. Khofifah memilih mata kuliah Ekologi Lahan Basa dan Gambut karena di USU belum ada mata kuliah tersebut padahal ia tertarik mempelajari gambut.

“Aku ambil matakuliah Ekologi Lahan Basa dan Gambut di Universitas Tanjungpura Pontianak karena dikampus kita belum ada matakuliah tersebut. Selain itu aku juga tertarik mempelajari gambut,” tutur Khofifah

Media yang digunakan selama proses kuliah.

“Untuk sistem perkuliahannya kami juga memakai google meet dan zoom, mungkin yang menjadi pembeda adalah kalau di USU kita punya E-Learning yang masih kurang optimal dalam penggunaannya sementara di IPB ada LMS-IPB dan IPB Mobile yang mempermudah pembelajaran secara daring” tutur Desy Yanbina, mahasiswa Fakultas Kehutanan USU yang mengikuti program permatasari di Institut Pertanian Bogor dengan matakuliah Hasil Ternak.

Ia pun menambahkan bahwa selain platform tersebut, terdapat video selama pembelajaran yang bisa diakses kapan pun di LSM-IPB. Tujuannya untuk digunakan kembali terutama bagi yang terkendala jaringan.

Dilain pihak Khofifah juga menjelaskan bahwa platform edukasi yang digunakannya di Universitas Tanjungpura hampir sama dengan USU.

“Untuk E-Learningnya kami pakai SIAKAT, google classroom dan google meet. Biasanya tugas yang diberikan adalah membuat esai terkait pelajaran yang dibahas,” ungkapnya.

Perkuliahan yang dilakukan di universitas yang berbeda ternyata tak menutup kemungkinan terjadinya kendala. Disamping pengeluaran akan paket internet karena sistem daring, Yogi mengakui bahwa ada kendala lain yang ia alami, yaitu ada matakuliah di USU yang bertabrakan dengan Universitas Singaperbangsa.

“Saya sempat kaget karena 2 mata kuliah di USU bertabrakan sekaligus dengan mata kuliah di Universitas Singaper. Tapi kemudian saya konfirmasi dengan dosen PA saya dan akhirnya solusi satu-satunya ialah menggunakan hp dan laptop sekaligus.” tuturnya.

Tetapi itu tak menjadi batu penghalang bagi Yogi, ia semakin lama semakin terbiasa dan bisa beradaptasi dengan sistem kuliahnya.

“Sebenarnya agak rumit, diawal agak kaget tapi Alhamdullilah sekarang udah aman-aman aja”

Yogi juga berpesan bahwa jika ingin mengikuti program ini harus dapat berkomitmen dan fokus hingga akhir program.

“Pertama, harus niat. Kalau mau ikut program Permatasari ini jangan hanya ngomong, cari tau, telusuri, cocok sama kamu atau engga. Kedua, fokus, serius, dan bertanggungjawab. Artinya dalam menjalaninya nanti kita harus fokus terhadap kampus asal kita dan harus fokus juga dikampus yang kita pilih. Apa yang udah kita langkahkan itu harus kita pertanggungjawabkan gitu. Ketiga, jangan harapkan finansial atau uang dari sana karena ini adalah pertukaran mahasiswa bukan kita bekerja di kampus terkait” ujar Yogi diakhir wawancara.

Dengan adanya pertukaran mahasiswa melalui program Permatasari ini pula tiap-tiap universitas dapat menjadi evaluasi dari masing-masing universitas untuk mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih baik lagi.

Penyunting: Muhammad Fadhlan Amri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Kolaborasi Dosen, Tendik, dan Mahasiswa Sukseskan PKKMB FEB USU 2023

redaksi

FISIP USU Rayakan Dies Natalis ke- 44 Bersama Alumni

redaksi

KPUM USU Gelar Debat Terbuka Kandidat Presma dan Wapresma USU!

redaksi