Reporter : Valeshia Trevana
Suara USU, Medan. Pendidikan merupakan pondasi dari semua aspek kehidupan seluruh manusia. Maka tak heran jika orang-orang bekerja keras dari pagi hingga malam untuk mendapat pendidikan yang lebih baik. Pada dasarnya setiap pekerjaan yang profesional didapat dari pendidikan yang baik.
Namun, sedihnya karena kemampuan ekonomi para orangtua yang rendah, mengakibatkan banyak anak tak dapat menempuh pendidikan yang baik. Kezia, Priority Donor Relation UNICEF, mengatakan bahwa angka putus sekolah sejak pandemi mencapai 4.3 juta. Alasan mereka putus sekolah selain alasan geografis adalah alasan ekonomi.
Bagi mereka yang putus sekolah, bantuan financial seperti beasiswa sangat berharga untuk melanjutkan sejuta harapan mereka dalam mendapatkan hidup yang lebih baik. Namun, sayangnya anak-anak dengan sejuta harapan seperti mereka tidak terlihat oleh pemerintah.
Pada awal Juli, publik diramaikan oleh berita bahwa Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MENPAREKRAF) memberikan remaja Citayam beasiswa. Ia mengatakan bahwa pemberian beasiswa ini sebagai bentuk apresiasi untuk para remaja tersebut karena telah meningkatkan urban tourism. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa para remaja Citayam sering nongkrong di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Hal ini lah yang dinilai Sandiaga sebagai sisi positif untuk memberi dampak ekonomi yang kreatif.
Pemberian beasiswa ini sangat tidak salah karena salah satu aspek kemajuan bagi Indonesia bila ekonominya juga baik. Namun pemberian beasiswa ini dinilai tidak worth it diberikan pada remaja Citayam lantaran salah seorang remaja Bernama Roy menolak beasiswa ini karena ingin menjadi content creator. Warganet menilai bahwa penolakan Roy sangat tidak dapat diterima. Pasalnya, seorang content creator tetap membutuhkan pendidikan agar dapat membuat konten yang dapat menghibur semua orang.
Banyak masyarakat berpendapat bahwa Sandiaga Uno salah sasaran dalam pemberian beasiswa. Jika Sandiaga Uno memang butuh generasi bangsa untuk memajukan ekonomi kreatif, mengapa ia tidak memberikan beasiswa ini pada 4.3 Juta anak yang putus sekolah? Sandiaga bisa mengajarkan mereka memajukan ekonomi Indonesia secara kreatif. Bukan memberikan beasiswa kepada mereka yang benar-benar hanya ingin menjadi content creator serampangan tanpa pendidikan.
Apakah Sandiaga benar-benar salah sasaran ?
Apakah ia ingin memberi kesempatan bagi mereka yang belum memahami pendidikan merasakan pendidikan? Lantas, bagaimana nasib mereka yang haus akan pendidikan yang layak?
Semoga setiap individu di Indonesia mendapat pendidikan yang layak agar masa depan Indonesia menjadi lebih cerah.
Redaktur : Fitri Dian Jannah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.