sumber: freepic.com
Oleh: Putri Aisyah S
Medan, Suara USU. Nusantara kaya akan beragam kulinernya, salah satunya adalah Rempeyek atau disebut juga Peyek. Kerupuk tipis renyah yang terbuat dari tepung dan kacang-kacangan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama Jawa. Lebih dari sekadar makanan ringan, Rempeyek menyimpan sejarah dan makna budaya mendalam. Cemilan dari tanah Jawa ini, tepatnya Daerah Istimewa Yogyakarta, asal-usulnya dapat ditelusuri hingga masa Kesultanan Mataram, abad ke-16, di mana Rempeyek hadir sebagai hidangan istimewa dalam berbagai upacara adat. Bayangkan, sudah ratusan tahun Rempeyek menemani lidah orang Jawa, tidak heran kalau Rempeyek punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Rempeyek bukan hanya sekadar pelengkap hidangan, tetapi juga simbol keramah-tamahan dan persatuan dalam masyarakat Jawa. Proses pembuatan Rempeyek yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran mencerminkan nilai-nilai gotong royong yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Keunikan cemilan ini terletak pada cita rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah. Perpaduan antara tepung beras yang kenyal dan kacang-kacangan yang gurih menciptakan sensasi rasa gurih yang sulit dilupakan. Selain kacang tanah, Rempeyek juga dapat dibuat dengan berbagai bahan lain seperti udang, ikan bilis, atau sayuran, sehingga memberikan variasi rasa yang menarik.
Setiap daerah di Indonesia memiliki variasi Rempeyek dengan cita rasa khas. Misalnya, Rempeyek teri Medan yang gurih dan pedas, Rempeyek kacang tanah Surabaya yang renyah, atau Rempeyek bayam Yogyakarta yang memiliki cita rasa unik. Tidak hanya dinikmati sebagai camilan, Rempeyek juga memiliki peran penting dalam berbagai acara adat Jawa. Saat selamatan, misalnya, Rempeyek menjadi simbol syukur dan permohonan berkah. Dalam pernikahan, Rempeyek menjadi bagian dari hantaran yang melambangkan harapan akan kehidupan yang bahagia dan makmur.
Dalam perkembangannya, Rempeyek tidak hanya populer di kalangan masyarakat Jawa, tetapi juga telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Rempeyek pun mudah ditemukan di warung makan, pasar, ataupun di pasar swalayan. Makanan ini juga sangat mudah ditemukan karena banyaknya masyarakat yang gemar mengkonsumsinya.
Dalam era modern seperti sekarang, kita perlu menjaga kelestarian tradisi pembuatan Rempeyek. Dengan terus melestarikan resep-resep turun temurun dan menggunakan bahan-bahan alami, kita dapat memastikan bahwa Rempeyek tetap menjadi warisan budaya yang bernilai bagi generasi mendatang dan tetap terjaga keasliannya. Untuk sobat Suara USU jangan lupa cobain Rempeyek ya, dan bantu melestarikan cemilan ini. Sebab, Rempeyek, warisan leluhur yang patut kita banggakan.
Redaktur: Yuni Hikmah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.