Penulis: Wiranto Asruri Siregar
Suara USU, MEDAN. Akhir-akhir ini fenomena star syndrome cukup menjadi perhatian di kalangan masyarakat umum khususnya mahasiswa. Pasalnya, fenomena ini cukup sering dialami oleh sebagian mahasiswa baik disadari maupun tidak. Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengarnya dengan istilah “sindrom bintang/sindrom seleb”. Untuk di kalangan “tongkrongan” lebih dikenal dengan star syndrome atau “ngartis”. Sebenarnya “penyakit” psikologis ini tidak bisa didiagnosis oleh dokter secara langsung dikarenakan hal ini lebih mengacu kepada kondisi mental. Lalu, apakah sebenarnya star syndrome itu?
Dikutip dari sehatq.com, dr. Vina Liliana berpendapat bahwa star syndrome adalah kondisi yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang merasa dirinya sudah sempurna dan sangat terkenal bagai bintang-bintang terkenal meski kenyataannya tidak seperti itu. Dalam kasus ini, star syndrome bisa saja menjangkiti siapapun, teruntuk orang-orang yang selalu merasa sempurna dan terkenal, namun pada kenyataannya tidak sama sekali. Hal ini tidak bisa dipungkiri di lingkungan kampus, terkhusus bagi mahasiswa. Sebagian mahasiswa yang merasakan star syndrome bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, seperti memenangkan kejuaraan, merasa primadona di kampus, hanya ingin bergaul sesama mahasiswa yang terkenal saja, merasa paling cerdas, bahkan pemicu utamanya adalah adanya kompetitif di kalangan mahasiswa.
Dampak negatif dari star syndrome adalah selalu merasa benar, merasa terkenal, cenderung lebih egois, bahkan yang paling mengkhawatirkan adalah lupa akan tugas utama karena lebih mengutamakan popularitas. Untuk menghindari star syndrome ini hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk menghindari star syndrome ini:
- Kenali Diri Sendiri Lebih Dalam
Upaya untuk mengenal diri bukan hanya sebatas untuk megetahui kebutuhan dan keinginan saja. Tetapi, hal ini dapat dilihat lebih dalam lagi, apa sebenarnya yang salah pada diri kita. Kenalilah secara bertahap bahwa kita bukanlah siapa-siapa, cobalah untuk mengingat kebiasaan buruk yang sering dilakukan, khususnya kebiasaan star syndrome ini.
- Hindari Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Kompetitif memang tidak bisa dihindari. Namun, kadang faktor ini yang paling besar pengaruhnya terjadinya star syndrome. Selalu membandingkan diri dengan orang lain akan membuat diri sendiri merasa yang terbaik. Mulai sekarang anggaplah setiap orang memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
- Rendah Hati
Istilah “rendah hati tapi bukan rendah diri” sangat sesuai untuk diterapkan dalam upaya menghidari star syndrome. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesenjangan sosial terutama dalam hal bergaul. Cobalah untuk tetap berbaik hati kepada orang lain dan mengganggap bahwa semua sama di mata tuhan.
- Mudah Bergaul
Dengan mempunyai banyak teman di lingkungan kampus akan mengubah perspektif yang tertutup menjadi terbuka mengenai dampak dari star syndrome. Jangan pernah merasa seperti bintang ketika bersama orang lain. Anggaplah bahwa kita benar-benar sama dalam hal berteman, jadilah seperti orang pada umunya yang tidak pernah merasa ingin dikagumi.
Salah satu cara pasti untuk mengetahui seseorang benar-benar memiliki star syndrome adalah hanya dengan melakukan pendekatan dan pengenalan dengan baik. Kenali dirimu mulai dari sekarang! Apakah kamu termasuk salah satunya?
Redaktur: Zukhrina Az-Zukhruf
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.