SUARA USU
Kabar Kampus

Sosialisasikan Nilai-Nilai Pancasila, BPIP Gelar Bedah Musik Kebangsaan

Oleh: Yulia Putri Hadi

Suara USU, MEDAN. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Bedah Musik Kebangsaan dalam rangka Sosialisasi Nilai-nilai Pancasila di Aula Fakultas Farmasi USU dengan format seminar hybrid pada Selasa (14/12).

Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan aplikasi Indonesia Kuat. Aplikasi tersebut berisikan penanaman nilai Pancasila, multikultural, serta pencegahan radikalisme dan terorisme.

“Melalui aplikasi tersebut diharapkan sivitas akademika USU akan semakin familiar dengan nilai Pancasila dan dapat mengamalkannya,” katanya.

Dr. Muryanto menegaskan jika Sumatera Utara telah mengenal kata toleransi jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal tersebut tercermin dari banyaknya masyarakat dari berbagai latar belakang suku, ras, dan agama hidup berdampingan di Sumatera Utara.

“Keunggulan Sumatera Utara adalah kita telah terbiasa hidup berdampingan. Sehingga nilai toleransi itu sudah tertanam di diri kita masing-masing. Jauh dari sebelum kemerdekaan, Sumatera Utara telah dihuni oleh beragam etnis lokal, ditambah dengan keturunan dari luar seperti Arab, Tiongkok, dan India. Sehingga tidak berlebihan jika menyebutkan Sumatera Utara sebagai miniatur Indonesia,” sebutnya.

Rektor juga berpesan agar mahasiswa dapat lebih bijak melihat perbedaan. Ia menekankan agar perbedaan bukanlah sebuah modal untuk perselisihan, melainkan sebuah kekuatan. Dengan adanya perbedaan, maka ruang-ruang kosong dalam kehidupan dapat saling isi dengan orang lain.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono memaparkan jika musik merupakan identitas yang dapat menumbuhkan persatuan. Ia menceritakan bagaimana perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dapat disatukan dalam sebuah lagu kebangsaan Indonesia Raya.

“Saat masa perjuangan, Ki Hajar Dewantoro sempat mengajukan pertanyaan: kapan kita punya lagu kebangsaan? Hal ini ditangkap oleh WR Supratman dengan menulis dan aransemen hingga tercipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ini menunjukkan betapa musik bisa menjadi media untuk persatuan,” sebutnya.

Ia menegaskan bahwa Pancasila bukanlah sebuah konsepsi politis. Ia menyebutkan jika Pancasila lebih jauh itu yakni sebuah manifesto dari pengetahuan dan pengalaman yang luas. Menurutnya, tak mungkin Pancasila lahir tanpa adanya pengetahuan dan pengalaman itu. Oleh sebab itu, ideologi Pancasila harus ditanamkan sebagai falsafah bangsa dan menjadi ideologi negara.

Kegiatan tersebut diisi dengan pagelaran musik, di antaranya Emmy Tobing membawakan lagu Garuda, Awing yang membawakan lagu Bangun Pemudi Pemuda, Conrad Good Vibration membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Slag Band membawakan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, serta satu lagu karya Pay, Rustam dan Irang berjudul Indonesia Rumah Kita yang dibawakan oleh seluruh artis pendukung acara.

Turut berhadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Komisi II DPR RI Dr H Ahmad Doli Kurnia Tandjung, SSi, MT, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir Prakoso, MM, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Farmasi USU, seta Ketua Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU Dra Rithaony Hutajulu, MA sebagai narasumber.

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Formasi AL-Qalb USU Adakan Pelantikan Pengurus Baru Periode 2022/2023

redaksi

Forum Mahasiswa Nias USU Adakan Pagelaran Seni dan Budaya di PRSU

redaksi

Kedai Sumatra X Dimensi Literasi : Antara Kopi, Diskusi Dan Literasi

suarausu