Reporter: Putri Nur Syafitri Lubis
Suara USU, Medan. Internasionalisasi menjadi satu hal penting yang tengah digencarkan oleh Universitas Sumatera Utara (USU). Salah satu upaya yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan mengadakan Internasional Summer Course. Memasuki tahun keduanya, USU secara resmi telah merampungkan program Internasional Summer Course 2023.
Adapun tujuan utama dari pelaksanaan Summer Course ini adalah untuk meningkatkan peringkat USU di QS World University Ranking. Program Summer Course ini merupakan salah satu bentuk program kerja yang memungkinkan mahasiswa asing untuk mengikuti program pendidikan secara singkat di USU.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU juga turut andil dalam melakukan program Summer Course ini. Di FISIP sendiri telah terlaksana 6 program Summer Course dengan tema yang berbeda-beda, yaitu “Empowerment Practices for Disadvantaged People” dari Prodi Kesejahteraan Sosial, “Maritime Culture Studies in Indonesia” dari Prodi Antropologi Sosial, “Social Entrepreneurship to Achieve Sustainable Development Goals” dari Program Doktor Studi Pembangunan, “Agrarian Politics, Food Sovereignty, and Pusat Kajian Agraria dan Hak Asasi Petani (Puskahap), “Glocalizing Development in North Sumatera” dari Prodi Sosiologi, serta “Local Leadership for Sustainable Development” dari Program Magister Administrasi Publik.
“Program ini juga menjadi ajang untuk mendapatkan relasi dari para akademisi dan pakar tingkat internasional serta memanfaatkannya khususnya dalam bidang pertanian juga seperti untuk mengembangkan hak asasi petani dalam konteks kajian ilmiah,” ujar Ketua Pelaksana Program Summer Course sekaligus Ketua Umum Puskahap, Randa Sinaga.
Pada tahun 2022, FISIP USU hanya melaksanakan satu program Summer Cource, yaitu dari Pusakahap dengan tema yang sama. Namun tahun ini, program Summer Course khususnya di FISIP telah berkembang dari segi jumlah dan peserta.
Terdapat total 20 hingga 30 peserta pada setiap program yang yang dilaksanakan FISIP USU. Peserta tersebut berasal dari berbagai negara, seperti Malaysia, Filipina, Pakistan, Australia, India, Pantai Gading, Myanmar, sampai dengan Ukraina.
Summer Course 2023 yang telah berlangsung dari bulan Agustus hingga Oktober ini dilangsungkan secara hybrid, menggabungkan pembelajaran secara daring dan luring. Selain kuliah, peserta juga melakukan kunjungan lapangan dan mini riset sesuai dengan tema program masing-masing.
Summer Course juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada para peserta, termasuk makanan khas daerah, tarian tradisional, dan sejarah. Para peserta berkesempatan untuk mengunjungi beberapa ikon di Sumatera Utara, seperti Pulau Samosir dan Brastagi.
“Kalau ditanya pelaksanaanya, untuk yang di FISIP itu cukup bagus. Dari tahun pertama dan tahun kedua itu ada peningkatan, di tahun pertama kita cuma satu (program) Summer Course, kemudian di tahun kedua sudah ada 6 (program) Summer Course. Artinya antusiasme untuk menuju internasionalisasi itu cukup tinggi,” jelas Wakil Dekan I FISIP USU sekaligus Ketua Program Summer Course Prodi Kesejahteraan Sosial, Husni Thamrin.
Tidak sampai di sini, Program Internasional Summer Course USU akan Kembali hadir pada tahun 2024 mendatang. Maka dari itu, Husni berharap koordinasi yang ada nantinya lebih baik lagi sehingga mampu menghadirkan Summer Course yang lebih baik lagi. Ia menilai Summer Course sudah memberikan efek yang baik bagi USU sendiri. Maka dari itu, penambahan dana guna kelancaran Summer Course yang akan datang adalah satu hal yang diperlukan.
Redaksi: Anggie Syahdina Fitri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.