SUARA USU
Uncategorized

Transformasi Perpustakaan dalam Membangun Ruang Belajar Inovatif, Ramah dan Berkemajuan

Sumber foto : haloibu.id

Penulis: Nopika Dewi Sulistyowati

Suara USU, Medan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola pembelajaran yang selalu terus menerus mengalami perkembangan, perpustakaan menghadapi tantangan baru untuk tetap relevan dan menarik bagi seluruh kalangan.Dulu yang dikenal sebagai tempat  tenang untuk membaca dan belajar, perpustakaan kini harus beradaptasi dengan kebutuhan generasi yang tumbuh dengan internet dan teknologi digital. Transformasi perpustakaan menjadi ruang pembelajaran yang inovatif, ramah dan progresif adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa perpustakaan dapat terus memainkan peran penting dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat.

Perpustakaan yang modern haruslah dapat meninggalkan konsep tradisional dan bertransformasi menjadi pusat pembelajaran yang dinamis. Tentunya dengan melibatkan ruang yang fleksibel untuk berbagai kegiatan dan juga intergrasi teknologi di dalamnya. Kemudian ruang perpustakaan perlu dirancang agar ramah dan juga menarik khususnya bagi anak-anak. Sehingga transformasi perpustakaan ini dapat  memenuhi ekspektasi bagi penggunanya yang menginginkan tempat yang nyaman untuknya berkegiatan dan mencegah adanya rasa bosan. Mengingat generasi saat ini yang tumbuh dengan akses informasi digital tanpa batas, memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka mencari lebih dari sekedar buku, mereka mencari pengalaman yang menginspirasi, interaktif, dan mendukung ekplorasi pengetahuan secara kreatif. 

Ruang Belajar inovatif merupakan area yang dapat dimanfaatkan untuk bisa berkegiatan dengan produktif dan dapat menumbuhkan motivasi belajar seseorang. Ruangan yang dirancang dengan adanya desain fisik yang fleksibel, menarik dan didukung oleh perangkat-perangkat yang memadai Desain fisik bisa dengan penataan meja dan kursi yang disesuaikan dengan ruangan.. 

Ruangan belajar ramah adalah tempat dimana seseorang dapat merasa aman, nyaman dan terbebas dari segala potensi yang mengganggu aktivitas seseorang berkegiatan. Misalnya pemilihan lokasi yang bebas polusi, suara bising, dan ruangan yang panas. 

Berbicara tentang ruang belajar inovatif dan ramah maka juga tidak luput dari adanya keterlibatan teknologi di dalamnya yang dapat mendukung ruang tersebut. Keterlibatan teknologi pada era sekarang ini juga diperlukan bagi setiap elemen untuk bisa menghadapi tantangan zaman yang semakin maju. Kemajuan teknologi saat ini banyak diandalkan mulai dari penggunaan sosial media contohnya instagram untuk promo hingga penggunaan aplikasi untuk bisa memudahkan sesorang mengakses hal yang dibutuhkan. Kemudian untuk perangkat digital bisa dengan menyediakan tablet, komputer atau juga papan interaktif yang dapat dimanfaatkan.

Proses transformasi perpustakaan dapat diawali dengan mendesain ruang perpustakaan menjadi lebih menarik dan kreatif. Pendesainan ruang perpustakaan ini bisa melibatkan orang yang lebih ahli seperti desainer interior.  Desainer interior akan paham mengenai desain-desain perpustakaan yang cocok, khususnya bagi anak-anak . Pihak sekolah atau lembaga bisa memberikan ide atau pemikirannya mengenai desain ruang perpustakaan seperti apa yang ingin dibuat.  Misalnya dengan menggunakan desain interior yang penuh warna, diberikan hiasan wallpaper atau gambar yang menarik, sudut baca atau tempat baca yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna seperti meja dan juga kursi serta juga penataan rak buku yang mudah dijangkau.

Langkah kedua adalah memilihi atau menyeleksi koleksi buku. Pemilihan buku yang relevan, edukatif dan terbaru dapat mendukung serta membantu pengguna menemukan informasi yang lebih banyak dan juga terbaru. Buku-buku yang disediakan juga tidak hanya buku edukasi saja, namun dapat lebih baik jika beragam. Contohnya komik, novel, buku cerita, buku bergambar dan yang lainnya. Sehingga dari banyak ragam buku tersebut dapat membuat para pengunjung perpustakaan mejelajahi berbagai hal. Kemudian tidak lupa juga dalam pemiihan dan penyediaan koleksi buku dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan.

Langkah ketiga, memanfaatkan teknologi digital. Karena di tengah perkembangan teknologi dengan kehadiran gadget dan aplikasi digital membuat kalangan masyarakat lebih memilih mengakses informasi secara online. Untuk itu, transformasi perpustakaan haruslah juga dapat berkembang dengan memanfaatkan teknologi yang ada agar tidak kalah saing. Misalnya dengan penyediaan e-book, aplikasi perpustakaaan, serta perangkat-perangkat lain yang dapat membantu, mendukung, dan memperkaya pengalaman belajar bagi semua kalangan. Langkah tranformasi perpustakaan berikutnya adalah penyediaan program dan juga kegiatan yang menarik. Perpustkaan yang berkemajuan dapat mengembangkan inovasi kegiatan yang menarik sehingga bukan hanya sebagai tempat untuk membaca buku saja. Tetapi dapat juga merangsang kreativitas dan kecerdasan anak-anak. Inovasi bisa dengan mengadakan menonton film edukasi bersama, workshop seni dan kerajinan, mengadakan pemilihan duta baca dan lain sebagainya. Langkah yang terakhir yaitu adanya kolaborasi contohnya kolaborasi sekolah dengan orang tua atau kolaborasi sekolah dengan lembaga lainnya. Karena pengelolaan perpustakaan yang inovatif memerlukan kolaborasi yang erat untuk mendukung terciptanya transformasi perpustakaan yang lebih baik dan juga memperkuat peran perpustakaan sebagai mitra dalam pendidikan. Dukungan atau kolaborasi tersebut bisa dalam bentuk berukuran informasi dan juga pemberian bantuan misalnya finansial atau juga buku. 

Transfomasi perpustakaan ini tentunya bukanlah hal yang mudah dapat diwujudkan bagi setiap lembaga. Mengingat keterbasan ruang, dana, dan juga koneksi yang tidak semua lembaga memiliki dan terpenuhi diwujudkan. Namun menciptakan perpustakaan sebagai runag belajar yang inovatif, ramah dan berkemajuan dapat membangun kembali minat baca dan kecintaan literasi di era modern saat ini juga sangat penting untuk bisa bersaing dengan globalisasi. Dengan teriptanya ruang kreatif, penyediaan koleksi yang relevan, pemanfaatan teknologi, pengadaaan program edukatif, serta kolaborasi dapat menjadikan perpustakaan menjadi tempat yang inspiratif, bermakna dan juga menyenangkan bagi semua penggunanya. Oleh sebab itu, pengelola perpustakaan ataupun lembaga dapat mempertimbangkan adanya transfromasi ini sebagai perubahan yang lebih baik. 

Artikel ini merupakan publikasi mata kuliah Manajemen Perpustakaan dengan dosen pengampu: Drs. Zainal Arifin, M.Hum

Redaktur: Balqis Aurora


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pedagang Disabilitas: Dahulu Mengemis, Sekarang Berdagang

redaksi

Perspektif Mahasiswa USU tentang Pentingnya Peran Mahasiswa di Tengah Masyarakat

redaksi

Pengaruh Budaya Asing terhadap Masyarakat

redaksi