Reporter: Amanda Amelia
Suara USU, MEDAN. Akibat adanya pandemi membuat semua aktivitas pekerjaan dilaksanakan dari rumah, termasuk juga dunia perkuliahan . Dimasa pandemi ini proses belajar mengajar di dunia perkuliahan juga di lakukan dirumah, termasuk juga wisuda.
Untuk kali tahun ini, setelah hampir dua tahun wisuda online dilaksanakan, Universitas Sumatera Utara (USU) akan melaksanakan wisuda secara langsung atau luring. Tepatnya pada Jumat (19/11), USU sudah mulai melakukan geladi resik wisuda untuk menyambut wisuda luring yang kali ini akan dilaksanakan Tanggal 22 dan 23 November.
Gladi resik wisuda kemarin dilakukan di Auditorium USU, dengan 2 sesi gladi yaitu sesi satu pada pukul 10.00 dan sesi kedua pukul 14.00 WIB. Pelaksanaan geladi resik wisuda luring kemarin, para peserta diarahkan serta ditekankan pada lebih banyak persiapan. Nantinya, semua proses wisuda dilakukan untuk tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes).
Dengan menjaga prokes wisudawan diarahkan untuk mempersiapkan aplikasi PeduliLindungi, masker KN95, sertifikat vaksin minimal dosis pertama, dan diarahkan untuk Swab PCR bagi seluruh wisudawan. Swab PCR yang dilakukan wisudawan dilakukan di Lab USU secara gratis tanpa pungut biaya.
Perbedaan wisuda luring kali ini dengan wisuda sebelum dimasa pandemi ialah selain semua proses wisuda dilakukan dengan prokes, untuk wisuda luring kali ini keluarga wisudawan tidak ikut masuk kedalam Auditorium USU, dikarenakan bangku didalam Auditorium diberi jarak dan otomatis kuota berkurang. Tetapi upacara wisuda tetap disiarkan secara live streaming melalui YouTube.
Meilani, salah satu alumnus dari FISIP ini, mengaku sedikit kecewa dengan perubahan yang menurutnya sangat terburu-buru. Ia juga merasa sedikit kerepotan, selain dengan keharusan mengurus berkas yang tak sedikit ia dan parawisudawati memerlukan persiapan lebih banyak jika wisuda luring.
āLebih keĀ agak merepotkan dikit, karena di awal itu diumumkan sistemnya daring, tapi tiba-tiba di awal bulan kemarin diumumkan jadi luring. Awalnya udah āagakāsantai karena gak perlu nyiapkan banyak hal macem wisuda daring. Kan, jadinya harus nyiapkan lagi macem baju yang harus kartini untuk cewek. Urusan berkasnya pun jadi lebih banyak lagi, dan jadi bolak-balek ke kampus untuk gladi, PCR, terus untuk hari H. Padahal kalo daring bisa di rumah aja tinggal nonton,” paparnya.
Lebih lanjut, mahasiswa stambuk 2017 ini berharap agar kedepan kegiatan wisuda ataupun keperluan lainnya tak lagi dirubah ataupu dilangsungkan secara mendadak. Meilani berharap agar semua rangkaiannya bisa menjadi lebih teratur.
“Harapannya mudah-mudah bakal gak mendadak-mendadak lagi. Dan semoga lebih teratur juga karena menyesuaikan sama proses wisuda luring yang biasa di-mix sama situasi pandemi pengadaan prokes,ā harapnya.
Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.