Oleh: Tamara Ceria Sairo
Suara USU, Medan. Seleksi UTBK SNBT masih menjadi perbincangan yang hangat di tengah masyarakat. Seperti yang kita ketahui, seleksi berskala nasional ini merupakan ujian penentu masuk perguruan tinggi bagi para peserta yang baru selesai menempuh pendidikan menengah atas.
UTBK dibagi menjadi dua gelombang, yaitu gelombang I pada 8-14 Mei dan gelombang II pada 22-28 Mei mendatang. Setelah gelombang I seleksi UTBK usai, tentu tak serta merta berjalan begitu saja. Ujian berskala nasional ini diikuti oleh 803.853 peserta yang terdiri dari latar belakang yang berbeda dan tersebar di seluruh Indonesia dengan tujuan universitas dan jurusan yang berbeda pula.
Ratusan ribu peserta yang tengah berjuang tentu memiliki ambisi dan tujuan yang sama untuk berhasil menempati satu bangku di perguruan tinggi. Namun, yang menjadi masalah ketika para peserta bermain kotor dalam seleksi ini. Sepanjang UTBK berjalan, banyak sekali media yang menaikkan berita terkait kecurangan para peserta UTBK. Mulai dari penyelundupan HP ke ruang ujian hingga membeli jasa joki yang mengeluarkan tidak sedikit biaya. Beragam cara mereka lakukan hingga mengeluarkan ratusan juta demi satu bangku di perguruan tinggi.
Lokasi UTBK SNBT tahun ini berjumlah 74 pusat UTBK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang tentu memiliki peraturan dan standar keamanan masing-masing. Sama halnya dengan Universitas Sumatera Utara (USU). Pada gelombang I UTBK SNBT yang sudah berlalu, tercatat 7 camaba yang melakukan ujian seleksi berhasil diamankan akibat perbuatan menyimpang yang mereka lakukan. Alhasil, 7 peserta ini didiskualifikasi dan tidak boleh melanjutkan seleksi ujiannya. Belajar yang tidak maksimal, tidak percaya diri akan kemampuan, tidak mau usaha, tuntutan untuk lolos perguruan tinggi favorit menjadi alasan yang paling banyak diterima dari para pelaku kecurangan.
Perbuatan curang seperti ini sudah lama ada dan mengakar menjadi budaya kita. Bahkan kecurangan pada seleksi nasional seperti UTBK bukanlah yang pertama terjadi di tahun ini. Setiap tahunnya, banyak sekali kasus serupa yang beredar. Permasalahan-permasalahan ini tentu menjadi hal yang krusial dan harus ditindak tegas. Meski dengan keamanan ketat dan pemeriksaan metal detector, bukan berarti para peserta 100% aman dari segala tindak kecurangan. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, beragam alat yang digunakan demi melancarkan penggunaan joki UTBK.
Ketika para peserta pelaku kecurangan sudah tertangkap dan terkena diskualifikasi, apa yang bisa mereka lakukan selanjutnya? Benar kata pepatah “Penyesalan selalu datang terlambat”.
Untuk itu, buat kamu yang telah selesai mengikuti seleksi UTBK pada gelombang I kemarin, tetap semangat. Semua perjuangan dan usaha kamu akan dinilai dan ditentukan pada pengumuman nanti. Untuk kamu yang belum mengikuti seleksi, jangan pernah berhenti belajar dan jangan gampang terpengaruh dengan kecurangan-kecurangan pada gelombang I. Tetap jaga kesehatan, mintalah restu orang tua, dan jangan lupa dengan jalur langit. Semangat!
Redaktur: Grace Silva