Oleh: Tamara Ceria Sairo
Suara USU, Medan. Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kabar baik terkait program imunisasi rutin khususnya vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) yang akan diberikan secara gratis untuk para perempuan mulai tahun ini. Vaksin ini sendiri hadir sebagai upaya tindakan preventif dari pemerintah dalam penerapan kebutuhan dasar para perempuan. Vaksin ini nantinya berguna sebagai pencegahan akan penyebaran penyakit yang semakin buruk bagi penderitanya.Â
Pemberian vaksin ini nantinya akan menambah jumlah imunisasi rutin menjadi 14 jenis vaksin yang sebelumnya hanya berjumlah 11. Vaksin ini akan masuk sebagai daftar program imunisasi rutin lantaran kasus perempuan yang terkena kanker, khususnya kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang paling banyak memakan korban hingga meninggal dunia. Di Indonesia sendiri, Data Observasi Kanker Dunia menunjukkan bahwa terdapat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020.
Semua vaksin yang masuk ke dalam program pemerintah tentunya gratis. Sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia, kanker juga menjadi jenis penyakit yang cukup mahal dari segi pengobatan. Virus ini juga tidak mengenal orang yang akan diserang. Semua kalangan yang muda, tua, kaya, miskin mempunyai kemungkinan menjadi salah satu penderitanya. Alih-alih mengeluarkan biaya perawatan rumah sakit yang cukup besar, vaksin ini hadir sebagai upaya pengeluaran biaya anggaran yang lebih murah bagi para penderitanya.
Tahap penyuntikan vaksin bagi para perempuan saat ini masih dalam proses penyebaran di beberapa provinsi saja. Pemerintah mengharapkan program vaksin gratis dapat secepatnya selesai di tahun ini. Untuk hal baik seperti pemberian vaksin kanker serviks ini, tentunya perlu partisipasi bersama dari semua kalangan. Para perempuan yang menjadi fokus utama program ini pun, harus turut bisa bekerja sama untuk mempermudah jalannya penyuntikan vaksin gratis ini.Â
Di kalangan masyarakat sendiri, masih ada saja kalangan yang pro dan kontra terhadap berita ini. Masyarakat bersifat pro karena mendukung keberhasilan program ini, mengingat jenis penyakit kanker serviks yang cukup sering menyerang para perempuan di Indonesia. Dan kehadiran vaksin ini menjadi salah satu alternatif upaya pencegahan dan pengurangan jumlah kasus dari pihak pemerintah. Namun, masih ada juga masyarakat yang menolak pemberian vaksin gratis ini. Di media sosial sendiri, banyak komentar-komentar yang menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah sebagai penyelenggara program yang satu ini. Banyak masyarakat masih bingung terkait berita sehubungan pemberian vaksin gratis yang tiba-tiba muncul ke permukaan. Namun, besar harapan masyarakat agar program yang diselenggarakan pemerintah ini dapat berguna bagi para perempuan demi kemajuan bangsa dan negara kita.
Redaktur: Miranda Agnelya Naibaho
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.