Suara USU, Medan. Mahasiswa semester VII jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) memilih magang di Bank Sumut Syariah Cabang Medan Ringroad. Kelompok magang ini terdiri dari 4 orang mahasiswa, diantaranya Lola Arriza Diara Nasution, Tiur Novrita Marpaung, Ina Mery Anggitha Sinaga, dan Widya Elizabeth Sitorus. Pelaksanaan magang dimulai tanggal 5 Juli-5 Agustus 2022, yang terhitung kurang lebih satu bulan.
Bank SUMUT Syariah adalah salah satu Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi tujuan masyarakat untuk membuka rekening tabungan syariah. Hadirnya Bank SUMUT Syariah sebagai bank yang menggabungkan antara nilai rohani dan idealisme usaha, dan merupakan solusi baru bagi perbankan di Indonesia.
Selama magang berlangsung banyak hal – hal positif dan pengalaman yang didapatkan. Pegawai Bank Sumut Syariah Cabang Medan Ringroad membimbing Mahasiswa dengan sangat baik dan ramah.
Kegiatan yang dilakukan Mahasiswa selama magang terdiri dari berbagai macam kegiatan antara lain, mengandekan surat keluar, duplikasi berkas nasabah, melengkapi berkas nasabah, memeriksa kelengkapan berkas KPR FLPP, dan menghubungi nasabah terkait jatuh tempo pinjaman. Selain itu masih banyak kegiatan yang dilakukan Mahasiswa selama magang yang terkait dengan perbankan.
Hasil Penelitian
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari pemberian gaji, maka peneliti menyimpulkan pemberian gaji selalu dilakukan tepat waktu kepada karyawan di Bank SUMUT Syariah Pemberian gaji selalu tepat waktu dan bahkan akan dipercepat jika tepat jatuh di hari minggu.
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari bonus, maka peneliti menyimpulkan, pemberian bonus akan selalu diberikan jika karyawan mencapai target yang diberikan. Semua kayawan akan mendapatkan
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari asuransi ketenagakerjaan, maka penulis menyimpulkan, setiap karyawan akan diberikan asuransi, seperti asuransi inhealth. Untuk karyawan kontrak, setiap orang akan didaftarkan kepada BPJS Ketenagakerjaan.
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari promosi jabatan, maka penulis menyimpulkan, pemberian promosi jabatan dapat dilihat dari pencapaian setiap karyawannya.
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari pemberian dukungan dan pujian, maka penulis menyimpulkan, pemberian dukungan dan pujian akan sangat membantu. Pemberian dukungan berarti, atasan memberikan apresiasi terhadap kinerja
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari pemberian teguran, maka penulis menyimpulkan, pemberian kata-kata teguran dapat memberikan efek jera terhadap karyawan supaya setiap karyawan tidak mengulangi kesalahan yang sama .
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari pemotongan gaji, maka penulis menyimpulkan, kriteria pelanggaran disiplin kerja yang mengakibatkan pemotongan gaji, seperti pegawai yang melakukan fraud, karyawan yang tidak melakukan absensi, dan sering tidak masuk
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari pemberian skorsing, maka penulis menyimpulkan, pemberian skorsing diberikan sesuai dengan matriks kesalahan yang sudah diperbuat. Karyawan yang melakukan kerugian terhadap pihak bank dan nasabah akan mendapatkan sanksi yang besar. Seperti melakukan fraud, pemalsuan dokumenn untuk keuntungan pribadi, kesalahan dalam analisis biaya juga akan terkena skorsing. Bahkan karyawan dapat dipecat dan terkena hukum pidana bila melakukan hal-hal yang sangat merugikan pihak bank dan menipu
- Pengaruh Reward dan Punishment terhadap kinerja jika dilihat dari standard operating procedure yang dikerjakan karyawan dalam pekerjannya, maka penulis menyimpulkan setiap karyawan harus berkerja sesuai dengan Seperti mengerjakan semua jobdesk, datang tepat waktu, melakukan briefing, tepat waktu dalam absensi, menjaga kerahasiaan data nasabah. Semua pekerjaan yang ditangani harus sesuai dengan SOP.
- Pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja jika dilihat dari prioritas kerja karyawan, maka penulis menyimpulkan semua karyawan melakan sistem prioritas kerja yang mana paling mendesak dan paling penting. Setiap karyawan membuat tingkatan kerja ke dalam high, middle, low. Karyawan akan cenderung mengerjakan pekerjaannya yang lebih mendesak dan penting
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.