SUARA USU
Musik

“Berisik”, Pengingat Manusia untuk Tenang

 Oleh: Gracyan Eukario

Jika mendengar lagu Berisik, maka kamu akan merasa bahwa lagu ini adalah lagu yang fun karena musiknya. Namun, tidak secepat itu kita bisa berasumsi. Bila kita hanya mendengarnya sekali, kita tak kan sadar bahwa itu adalah sarkas kepada manusia. Di awal kita akan langsung ditegur untuk sadar, bahwa kehidupan itu penuh dengan kebisingan, yang kadang berasal dari diri sendiri, manusia.

“Oh, manusia berisik,

Bermulut satu dan bicaranya lantang,

Lidah tertutup gigi, tapi bagai terpampang.

Oh, manusia berisik,

Berakal budi, tapi terkadang lupa,

Kalau hidup di dunia hanya bertamu saja”

Liriknya sederhana, namun mengandung makna yang dalam dan mengandung nilai filosofis yang tidak asing sebenarnya di telinga kita, yaitu “manusia lebih banyak berbicara daripada mendengar”. Sontak, muncul pertanyaan di benak “eh, aku terlalu berisik nggak untuk sekitarku?” Selain itu, pelantun mengingatkan kita sebagai makhluk yang berakal budi, agar tak lupa bahwa kita di dunia hanya hidup sebentar.

Dere, pelantun lagu berisik ini ingin membawa makna “Berisik” ke interpretasi yang lebih luas. Keberisikan yang dimaksud Dere tak hanya antara hubungan manusia dengan manusia. Tapi juga manusia dengan lingkungan dan seluruh yang berjalan bersamaan dengannya. Berisiknya manusia dalam bertindak juga termasuk, yang kadang merupakan sebab dari terancamnya flora dan fauna di sekitar kita.

Dilansir dari DCDC, Dere sebagai penulis lagu juga menjadikan lagu ini pengingat bagi dirinya. Dere mengungkapkan jika dirinya pun adalah bagian dari manusia yang berisik. Keberisikan kita dapat mengganggu yang lainnya, maka baik untuk kita manusia berhati-hati dalam segala tindak dan bicara”.

Lagu yang berdurasi tiga setengah menit ini juga mengingatkan kita tentang manusia yang seringkali arogan.

“oh manusia berisik,

punya hati tapi tak hati hati,

beralaskan logika, sering merasa benar”

Manusia sering tak peka dengan lingkungannya, itu hal yang tak bisa dipungkiri. Kita punya hati, tapi kadang tidak hati-hati dalam menjaga ucapan dan tindakan, sehingga sering kali malah merusak sekitar. Manusia terlalu sering berpacu dengan logika daripada hati, padahal nyatanya kebutuhan manusia ialah mendapat perhatian yang tulus dari hati.

 

Cobalah untuk tenang, serta syukuri segala hal disekitarmu. Cobalah untuk berbicara secukupnya, sehingga tidak menjadi berisik dan malah mengusik segala yang sedang dan sudah berjalan disekitarmu.

 

Buat kamu yang penasaran dengan lagu ini, kamu bisa didengarkan di seluruh platform musik langgananmu!

Penyunting: Yulia Putri Hadi

 

 

 

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

True Friend: Teman yang Bertahan Melalui Pasang Surut

redaksi

Jangan Takut untuk Menunjukkan Dirimu Melalui Lagu “True Colors”

redaksi

Oceans and Engines, Patah Hati Cinta Pertama

redaksi