Penulis: Syarifah Hanum
SUARA USU, Medan. Sore itu, cuaca di Kota Medan sedikit berawan. Lalu lintas Ibukota Sumatera Utara tetap sibuk dan ramai seperti biasanya. Di sekitar Kesawan dan pusat Kota Medan, ada sebuah rumah yang tampak berbeda dari bangunan sekitarnya. Rumah yang sekarang jadi tempat wisata itu diberi nama Rumah Tjong A Fie.
Langkah pertama memasuki Rumah Tjong A Fie seolah membawa kita kembali pada masa 1900-an. Rumah yang terletak di Jalan Ahmad Yani No.105, Kesawan, Medan, punya arsitektur dengan nuansa kuno yang sangat kental dan juga mewah. Barang-barang antik yang menggoda penglihatan, desain langit-langit yang memiliki pola lukisan tangan asli, serta lantai keramik yang dirawat dengan baik menambah kesan klasik.
Rumah yang terletak percis di jantung Kota Medan itu, punya perlengkapan lampu yang indah campuran gaya Cina dan Eropa. Di dalamnya terdapat beberapa lukisan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari warga di Tiongkok. Tampak dinding berpanel kayu berlapis warna emas juga turut didekor dengan balutan budaya Cina.

Areal rumah dengan luas 8000 meter persegi ini juga memiliki tempat suci yang masih digunakan oleh keturunan Tjong A Fie untuk mendoakan leluhur mereka. Di rumah itu juga terdapat kamar tidur almarhum Tjong A Fie yang masih menampilkan tempat tidur asli dari mahoni yang diukir dengan indah. Terlihat pakain sutra dan artefak yang ada pada zaman itu masih tertata rapi.
Rumah yang sudah berusia 100 tahun lebih itu, punya dua lantai dan taman yang indah yang masih dirawat dengan baik oleh pengelola hingga bisa tetap kelihatan megah dan berdiri kokoh.
Menuju ke ruang makan keluarga, terdapat meja panjang yang sudah tersusun rapi dengan alat-alat makan dari keramik. Di bagian dapur, juga masih terlihat alat masak lampau yang menggambarkan kemajuan pengolahan makanan sehari-hari pada saat itu.

Tjong A Fie, sang pemilik rumah itu, merupakan saudagar kaya asal Tiongkok yang merantau ke medan. Tjong A Fie lahir pada tahun 1860. Di Kota Medan, ia dikenal akan kedermawaannya dan ikut memainkan peran penting dalam perkembangan Kota Medan. Ia wafat di Medan 4 februari 1921 dan dimakamkan di Pulo Brayan.
Rumah Tjong A Fie ini mulai dibuka sebagai tempat wisata bersejarah sejak 2009 lalu. Dengan membayar tiket Rp 35.000 untuk umum, dan Rp 20.000 untuk pelajar, pengunjung sudah dapat akses untuk memasuki Rumah Tjong A Fie. Sangat cocok untuk kalian yang ingin belajar sejarah sekaligus penyuka seni. Dan selama pandemi seperti ini, tempat ini tentu juga menerapkan protokol kesehatan.
Penyunting: Kurniadi Syahputra
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.