SUARA USU
Opini

Culture Shock Realita Dunia Perkuliahan

Oleh : Jenni Angelia

Suara USU, Medan. Memasuki dunia perkuliahan merupakan satu diantara hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa baru. Tak jarang tersimpan rasa semangat dan antusiasme yang tinngi saat memasuki dunia perkuliahan. Namun, apakah semua yang dibanyangkan akan sesuai dengan realita asli perkuliahan? Berikut beberapa culture shock yang biasanya mahasiswa baru alami saat awal berkuliah.

Jam kelas yang berbeda dengan waktu sekolah. Jadwal di perkuliahan memiliki waktu yang lebih bervariasi dibanding dengan jadwal sekolah yang cenderung dimulai pada pagi hari. Hal ini tak jarang membuat para mahasiswa baru harus beradaptasi lagi dengan perubahan jadwal belajar dan menyiapkan dirinya untuk perubahan jadwal yang tiba-tiba dari sang dosen.

Perubahan jadwal yang mendadak juga tergantung kesibukan dan mood dosen yang terkadang harus dimengerti oleh setiap mahasiwa. Jika guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung untuk mengerti sikap muridnya, maka di perguruan tinggi hal itu tidak akan terjadi. Mahasiswa lah yang harus mengerti dosen agar dapat menjaga kestabilan perkuliahan serta mengamankan nilai akademiknya. Hal ini bukan tanpa alasan, ketika mahasiswa dapat memahami sikap setiap dosen yang masuk di kelasnya maka akan lebih mudah untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri di kelas.

Pergaulan dengan berbagai jenis latar belakang yang berbeda. Sejak duduk di bangku sekolah, kita kerap kali dihadapkan dengan pergaulan yang heterogen. Namun, di dunia perkuliahan hal tersebut lebih daripada yang kita banyangkan. Berbagai mahasiswa datang dari tempat yang berbeda dan latarbelakang yang berbeda pula. Hal ini merupakan hal yang menarik untuk menambah relasi, tetapi juga dapat menjadi bumerang ketika kita tak pandai memfilter pergaulan yang cenderung negatif.

Selain itu, kegiatan di luar kesibukan akademik seperti organisasi kampus yang merajalela juga tak jarang membuat mahasiswa baru binggung apakah harus terlibat di dalamnya atau tidak sama sekali. Budaya setiap organisasi yang berbeda juga kerap menjadi culture shock untuk para mahasiswa baru.

Beberapa hal di atas pastinya membuat mahasiwa baru harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan tempat dia berkuliah. Namun, melainkan sebagai pengahalang ataupun penghambat perkuliahan, jadikanlah hal tersbut menjadi ajang untuk tumbuh dan berproses dengan lebih baik lagi. Karena perkuliahan sejatinya ialah wadah untuk setiap mahasiwa agar dapat mempersiapkan diri ke lingkungan kerja yang jauh lebih sulit dan beragam. Penting juga mencari dan mendapatkan pergaulan yang positif di perkuliahan demi mendukung lancarnya proses selama berkuliah.

Redaktur : Evita Sipahutar


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Penangkapan Ravio Patra, “Masih Adakah Demokrasi di Negeri Ini?”

redaksi

Produktif Harus Diiringi Tanggung Jawab!

redaksi

Pengaruh Perkembangan Globalisasi Terhadap Implementasi Nilai – Nilai Pancasila

redaksi