SUARA USU
Sosok

Habib Ja’far, Ustadz Milenial Pemersatu Umat

Oleh: Duwi Cahya Aleida

Suara USU, Medan. Bagi kalangan anak muda yang kerap bermain sosial media, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Husein Ja’far Al-Hadar atau yang biasa dikenal dengan Habib Ja’far. Wajahnya sering muncul di berbagai platform media sosial sebagai pendakwah konten ceramah Islami. Beliau memiliki keunikan tersendiri dalam menyampaikan ajaran Islam yaitu dengan cara santai dan gaul, namun tetap terarah. Itu sebabnya ilmu yang disampaikan oleh Habib Ja‘far mudah ditangkap oleh para pendengarnya, bahkan bagi mereka yang belum mengenal Islam sekalipun. Maka, tak heran apabila beliau banyak digemari oleh masyarakat khususnya kaum milenial.

Habib Ja’far adalah salah satu keturunan Nabi Muhammad SAW. generasi ke-38. Hal ini diperkuat oleh legalitas dari Maktab Daimi, bagian dari Robithah Alawiyah yang secara khusus mencatat dan mengurus mahzah-mahzab para keturunan nabi khususnya di Indonesia. Beliau lahir di Bondowoso, Jawa Timur, pada tanggal 21 Juni 1988 dan saat ini berusia 34 tahun. Terkait pendidikan, Habib Ja’far pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Bangil, Jawa Timur, dan merupakan seorang Sarjana Filsafat Islam dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program magister Tafsir Qu’ran di universitas yang sama.

Bukan hanya sebagai pendakwah biasa, Habib Ja’far juga berkarier sebagai seorang penulis. Ia sudah menulis beberapa buku yang membahas agama Islam seperti “Menyegarkan Islam Kita”, “Anakku Dibunuh Israel”, “Islam Mazhab Fadlullah”, serta buku yang paling terkenal yaitu “Tuhan Ada di Hatimu”.

Saat ini, Habib Ja’far sedang aktif menjadi konten kreator dakwah Islami. Ia memiliki saluran YouTube bernama ”jeda nulis” dengan pengikut sebanyak 1,2 juta orang. Selain itu, beliau juga aktif di Instagram dengan pengikut sebanyak lebih dari 2,4 juta orang. Habib Ja’far memilih sosial media tersebut untuk mendekatkan diri dan mengedukasi kaum muda tentang ajaran-ajaran Islam. Baginya, hal tersebut adalah cara paling efektif dari pada menunggu anak muda mendatangi masjid atau musholla untuk belajar agama.

Habib Ja’far juga sering melakukan kolaborasi dengan beberapa public figure yang mewakili sosok anak muda. Hal ini membuat dirinya semakin populer dan dijuluki sebagai “Ustadz Gaul”. Sejumlah konten yang diunggah oleh Habib Ja’far banyak mengangkat tema seputar permasalahan yang cenderung dihadapi oleh anak muda. Hal ini sesuai dengan tujuan dari dakwahnya yang dibuat untuk generasi muslim milenial yang ingin belajar Islam secara mendalam, tapi tetap ringan dan menyenangkan. Ia hadir dengan penuh kecintaan, kedamaian, santun, serta menggunakan bahasa yang santai khas anak muda.

Redaktur: Tania A. Putri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pak Budi, Penjual Es Krim di Perpus USU yang Semangatnya Tak Pernah Mencair

redaksi

Mengenal Andrew Kalaweit, Tarzan Kalimantan Penyelamat Satwa Liar

redaksi

Pandawara Group, Pemuda Asal Bandung yang Menyuarakan Aksi Peduli Lingkungan

redaksi