SUARA USU
Tempat

Istano Basa Pagaruyung, Istana Megah Di Ranah Minang

Oleh : Arief Budi Mulia

Foto : Arief Budi Mulia

Suara USU, Medan. Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan yang pernah berdiri di Sumatra, wilayahnya terdapat di dalam Provinsi Sumatra Barat dan sebagian Provinsi Riau sekarang. Salah satu peninggalan sejarah yang masih tersisa dari Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah istana megah yang terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanah Tanjung Emas, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Istana ini bernama resmi Istano Basa Pagaruyung yang artinya Istana Besar Kerajaan Pagaruyung.

Istana ini merupakan replika dari bangunan asli yang dibakar Belanda pada tahun 1804. Istana ini sudah beberapa kali terbakar, tidak diketahui disengaja atau tidak. Bangunannya berbentuk sebuah rumah panggung berukuran besar dengan atap gonjong yang menjadi ciri khas dari arsitektur rumah tradisional Minangkabau. Istana ini memiliki tiga tingkat, dengan 72 tonggak yang menjadi penyangga utamanya. Terdapat 11 gonjong atau pucuk atap yang menghias bagian atas dari bangunan ini. Masing-masing 4 gonjong di kanan dan 4 di kiri, 2 gonjong di depan dan 1 gonjong di belakang istana.

Seluruh dinding bangunan dihiasi oleh ornamen ukiran berwarna-warni yang secara total terdiri dari 58 jenis motif yang berbeda. Ukiran yang dominan di istana ini adalah ornamen ukiran bunga-bunga dan dedauan.

Bahan pembangun istana ini seluruhnya terbuat dari kayu. Mulai dari dinding, lantai, tonggak penopang, jendela, pintu, tangga, seluruhnya terbuat dari kayu. Bagian atap terbuat dari sabut kepala yang kering dan dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk atap gonjong. Istana ini tidak banyak memakai paku sebagai penghubung dan pengikat bangunannya, melainkan menggunakan teknik pasak atau satek.

Tingkat paling bawah merupakan tempat aktivitas utama pemerintahan berupa sebuah ruang besar yang melebar dengan area khusus sebagai singgasana raja di bagian tengahnya. Di sisi kiri dan kanan ruangan terdapat sebuah ruangan kamar. Di bagian belakang singgasana terdapat tujuh buah kamar sebagai tempat bagi para putri raja yang telah menikah. Di bagian belakang juga terdapat dapur serta tempat meletakkan alat rumah tangga kerajaan. Pintu masuk terdapat di bagian depan dan belakang istana.

Tingkat kedua dari bangunan merupakan ruang aktivitas bagi para putri raja yang belum menikah. besarnya ruangan ini sama dengan besar ruangan utama di bawahnya. Kamar putri raja memiliki tempat tidur dan peralatan yang antik dan mewah. Di tingkat kedua ini juga terdapat ruangan kecil untuk tempat tidur pembantu putri raja.

Ruangan selanjutnya merupakan tempat anggota kerajaan bersantai sambil melihat kondisi di sekitar istana. Ruangan ini disebut anjung peranginan, yang posisinya terletak tepat dibawah atap gonjong yang berada di tengah bangunan atau disebut juga gonjong mahligai. Di ruangan ini terdapat sejumlah koleksi senjata pusaka asli kerajaan yang masih tersisa, di antaranya tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.

Ruangan tertinggi yaitu mahligai, digunakan untuk tempat berbincang raja dengan tamu kehormatan. Di dalam mahligai terdapat beberapa kotak yang di dalamnya berisi peninggalan barang-barang kerajaan. Terdapat dua jendela di mahligai, jendela depan menghadap pekarangan utama istana dan jendela belakang menghadap bukit-bukit.

Di bagian luar istana, seluruh jalan dan pekarangan terbuat dari batu-batu berukuran sedang yang tersusun rapi. Terdapat lampu penerangan antik yang membuat istana ini terlihat semakin indah di malam hari. Istana ini memiliki halaman ditambah dengan taman yang luas. Bendera merah putih dan marawa berkibar di tengah pekarangan mengarah ke pintu masuk istana.

Jika dilihat dari gerbang utama, di sebelah kanan istana terdapat sebuah rangkiang. Rangkiang istana ini sangat besar jika dibandingkan dengan rangkiang rumah gadang lainnya. Di depan rangkiang terdapat patung kerbau Pagaruyung yang menjadi sebuah ikon masyarakat Minangkabau. Rangkiang adalah lumbung padi yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk menyimpan padi hasil panen. Bangunan ini pada umumnya ditemui di halaman rumah gadang.

Bentuknya mengikuti bentuk rumah gadang dengan atap bergonjong dan lantai ditinggikan dari atas tanah. Di sebelah kiri istana terdapat sebuah taman yang cukup besar. Di taman tersebut terdapat Monumen Sultan Alam Bagagarsyah dan Prasasti Pagaruyung/Prasasti Adityawarman. Di bagian depan taman terdapat sebuah patung kuda besar berwarna putih, sebagai simbol kesatria dan perjuangan. Di sebelah kiri istana juga terdapat sebuah mesjid tua, dan dua buah gudang.

Ayo, sobat Suara USU kunjungi Istano Basa Pagaruyung jika sedang berlibur di Sumatera Barat. Istana ini buka setiap hari pukul 08.00-18.00 WIB. Harga tiket masuk anak-anak Rp 7.500, dan untuk dewasa Rp 15.000. Selain menikmati indahnya Istano Basa Pagaruyung, teman-teman akan melihat indahnya kota Batusangkar.

Basobok di sinan yo sanak!

 

Redaktur : Lita Amalia


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Keindahan Tapaktuan di Aceh Selatan

redaksi

Monako Park Sibiru-Biru: Tempat Destinasi Wisata dan Kegiatan Organisasi

redaksi

Cobain Stress Room Pertama di Kota Medan, Cuma Untuk 17+ Ya!

redaksi