Oleh: Suranti Pratiwi
Suara USU, Medan. Layaknya manusia, tanaman juga membutuhkan nutrisi yang cukup agar tumbuh subur. Tanaman akan menampakkan gejala defisiensi dan tidak dapat menyelesaikan seluruh siklus hidupnya jika kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi. Menurut Agrios (2005), hara menjadi faktor penting bagi sistem imunitas tanaman. Dari hal dapat ditelaah bagaimana urgensi hara bagi keberhasilan budidaya tanaman.
Pada umumnya petani akan melakukan pemupukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk yang digunakan tidak lain berupa pupuk kompos ataupun pupuk kimia. Namun, pupuk kompos terbilang mahal dan menguras kantong petani, sehingga sebagai alternatif petani pun menggunakan pupuk kimia yang dianggap praktis dan ekonomis. Padahal penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat menghasilkan residu yang dapat mencemari lingkungan.
Namun, selain pupuk organik dan pupuk kimia kita dapat memanfaatkan beberapa limbah dapur berikut untuk memenuhi nutrisi tanaman dengan keunggulan diantaranya mudah didapatkan, mudah diaplikasikan dan hasilnya pun efisien. Apa aja sih?
Air Cucian Beras
Sobat Suara USU ternyata air cucian beras menyediakan unsur hara yang cukup kompleks dalam menyuburkan tanaman yang meliputi unsur fosfor, 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial. Air beras mengandung vitamin, mineral dan zat pati yang menjadi pasokan energi tanaman. Oleh karenanya, air cucian beras mampu membuat tanaman subur dengan membantu pembentukan klorofil daun, batang yang kokoh dan memacu perpanjangan akar sehingga produktivitas tanaman pun meningkat.
Cara pengaplikasiannya pun cukup mudah. Sobat Suara USU dapat menyiramkan air cucian beras secara langsung sebanyak 2 kali sehari di pagi dan sore hari. Pastikan air cucian berasnya masih segar ya!
Kulit bawang merah
Kulit bawang merah adalah salah satu sampah atau limbah yang hampir setiap hari dihasilkan di dapur. Daripada terbuang sia sia, Sobat Suara USU dapat memanfaatkannya menjadi pupuk organik cair yang menyuburkan tanaman. Selain itu,bumbu dapur satu ini juga dapat menjadi pestisida nabati dan zat pengatur tumbuh. Hal tersebut karena kandungan unsur hara yang ada di dalam kulit bawang merah seperti Kalium (K), Magnesium (Mg), Fosfor (P), dan Zat Besi (Fe).
Memanfaatkan kulit bawang merah sangatlah mudah, yaitu cukup dengan mencampurkan kulit bawang merah dengan air. Biarkan rendaman tersebut selama 24 jam lalu saring terlebih dahulu sebelum diaplikasikan pada tanaman.
Sekarang sudah tahu kan Sobat Suara USU bahwa limbah dapur dapat menjadi alternatif nutrisi bagi tanaman. Selain tentunya mudah ditemukan dan bernilai ekonomis, keduanya merupakan bahan yang ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu yang dapat merusak lingkungan.
Dengan terlaksanananya sistem pertanian organik memanfaatkan limbah dapur, penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia pun dapat di minimalisir. Masa depan pertanian di Indonesia pun akan semakin baik sebab menghasilkan produk pertanian yang bermutu dan bernilai ekonomis tinggi tanpa mengesampingkan kelestarian ekologi. Lalu bagaimana Sobat Suara USU masih ingin membuang limbah dapur tersebut?
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.