SUARA USU
Bedah Jurusan

Jurusan Agroteknologi: Si Paling Laprak?

Oleh : Suranti Pratiwi

Suara USU, Medan. Pertanian menjadi salah satu sektor vital bagi ketahanan pangan Indonesia. Dalam mewujudan pertanian cerdas, Indonesia butuh sumber daya manusia yang berkualitas. Di jurusan satu ini, kamu akan mempelajari pertanian dari hulu hingga hilir. Jurusan apakah itu?

Yaps! Agroteknologi.

Agroteknologi menjadi salah satu jurusan dengan mahasiswa terbanyak di Fakultas Pertanian loh. Tapi ternyata masih banyak orang awam yang tabu dengan jurusan ini dan mengira bahwa pertanian merupakan jurusan, padahal pertanian sendiri merupakan Fakultas dengan salah satu jurusannya adalah agroteknologi. Ada pula yang terkecoh dengan nama jurusan ini yang terdengar keren.

Biar ga salah persepsi lagi, yuk kenalan dengan jurusan agroteknologi!

Agroteknologi pada dasarnya berasal dari dua kata, “Agro” dan “Tekno”. Agro atau agronomi yang merupakan ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimum dan berkelanjutan. Sedangkan tekno atau teknologi yang dimaksud seperti teknik budidaya tanaman modern, bukan teknologi dalam arti kata mesin yah. Jadi, secara singkat agroteknologi diartikan sebagai ilmu tentang teknologi pertanian.
Sekilas sejarah mengenai pembentukan program studi Agroekoteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang terbentuk sejak 2008 dan merupakan hasil peleburan dari 4 program studi yaitu Agronomi, Ilmu Tanah, Hama dan Penyakit Tanaman, dan Pemuliaan Tanaman. Jurusan yang memiliki akreditasi B ini memiliki visi untuk dapat menjadi program studi yang memiliki keunggulan dan mampu bersaing dalam tatanan dunia global pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura yang berkelanjutan.

Untuk lingkup pembelajarannya, di program studi agroteknologi kamu akan diberikan pengetahuan dari prabudidaya hingga pasca panen baik secara teoritis maupun praktikal. Bukan hanya itu kamu juga akan mempelajari lahan dan media tanam yang meliputi evaluasi lahan, kesuburan dan nutrisi tanaman, pemupukan, mikrobiologi; lingkungan tanaman yang meliputi hama-penyakit dan gulma, agroekosistem, ekologi serta berbagai ilmu pendukung lain seperti bioteknologi, kewirausahaan,dan manajemen. Jadi ga cuma nyangkul nyangkul doang yah.

Pada satu semester di jurusan ini hanya terdapat 6-8 mata kuliah, namun kebanyakan setiap mata kuliah memiliki bobot 3 sks, dengan 2 sks berupa pembelajaran teoritis di kelas dan 1 sks berupa praktikum baik di laboratorium maupun lapangan. Pada setiap praktikum kamu akan dihadapkan dengan banyaknya jurnal dan laporan di setiap minggu, belum lagi kena revisi, cari bahan praktikum dan panas-panasan di lahan. Makanya tidak heran muncul istilah populer kalangan mahasiswa agroteknologi“time is jurnal and laprak”.

Meski demikian, praktikum tidak lah sehoror itu. Pengalaman yang didapatkan menjadi harga mahal yang tidak akan mungkin diperoleh di dalam kelas. Selain dari banyak pengetahuan yang dapat dipetik, rasanya sangatlah menyenangkan karena dapat mempraktikan langsung cara menyilangkan tanaman, mengamati nematoda lewat mikroskop, analisis unsur hara, dan sebagainya. Berada dibawah tekanan yang sama menjadikan mahasiswa agroteknologi solid dan dilingkupi rasa kekeluargaan. Menjalani hari hari yang cukup melelahkan berhasil membentuk mental mahasiswa agroteknologi sekuat baja sehingga mampu bertarung di kehidupan pasca sarjana.

Sering orang-orang awam beranggapan menjadi mahasiswa pertanian adalah hal yang sia-sia. “Ngapain kuliah kalau jadi petani?” , padahal ada banyak hal di sektor pertanian yang perlu dieksplor dan dikembangkan mengikuti perkembangan zaman. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara agraris sehingga jelas bahwa lulusan agroteknologi memiliki prospek kerja yang menjanjikan. Prospek kerja lulusan Agroteknologi semakin cerah seiring dengan perkembangan penerapan teknologi dalam industri pertanian.

Jenis pekerjaan dan jenjang karier untuk lulusan Agroteknologi pun cukup bervariasi antara lain dapat bekerja di dinas pertanian, analis di laboratorium, konsultan lapangan di sektor perkebunan, tenaga pendidik, akademisi, peneliti atau wirausahawan seperti bisnis pupuk, pestisida, alat pertanian dan bibit tanaman. Tapi hal yang pasti selagi manusia masih membutuhkan makan, lulusan agroteknologi pasti masih dibutuhkan.

Redaktur: Yessica Irene


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Tak Selalu Soal Buku!

redaksi

Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Belajar dan Kerja Apa?

redaksi

Jurusan Etnomusikologi, Hanya Main Alat Musik?

redaksi