SUARA USU
Kabar SUMUT Kuliner Lensa

Kesawan, dan Wajah Baru Kawasan Kuliner Kota Medan!

Reporter: Kania Haura

Foto: Hafaz Sofyan

Kesawan Square merupakan sebuah lokasi yang baru saja disulap menjadi kawasan landmark kuliner dengan motto “The kitchen of Asia” belakangan ini. Kesawan ini terletak di JL.Ahmad Yani, Medan Kota, dengan para penjual berderet di sepanjang jalan.

Di Kesawan ini, dijual berbagai macam makanan, minuman, dan ada pula yang menjual souvenir. Para penjual mulai menyiapkan jualannya dari jam 4 sore hingga jam 9 malam pada hari biasa dan dari jam 4 sampai jam 11 pada hari libur dan malam minggu. Tak hanya kuliner saja, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukkan yang ditampilkan contohnya permainan musik tradisional.

Kesawan Square ini dibentuk karena keinginan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, untuk menghidupkan kembali kawasan wisata yang memiliki latar belakang heritage atau cagar budaya di kota medan. Program ini dibuat dengan tujuan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi kawasan cagar budaya.

Benny Iskandar selaku PIC (Person in Charge), menjelaskan bahwa pembangunan kesawan sendiri belum dilakukan secara fisik tetapi pemerintah kota Medan membuat yang dinamakan Kesawan City Walk.

“Untuk pembangunan kesawan sendiri belum dilakukan secara fisik tetapi pemerintah kota Medan membuat yang dinamakan Kesawan City Walk. Kawasan ini, sesuai dengan namanya, merupakan kawasan pedestrial untuk pejalan kaki yang jauh dari kendaraan sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati suasana kota tua tanpa harus mengkhawatirkan tentang kendaraan yang  hilir mudik.” Ujar Benny

Untuk daya tarik kesawan sendiri dan sebagai usaha meningkatkan perekonomian masyarakat pada masa pandemi, maka dikolaborasikan dengan adanya makanan-makanan sebagai daya tarik wisata tersebut. Oleh karena itu, terbuatlah konsep “The Kitchen of Asia”.

Salah satu penjual minuman di Kesawan mengaku bahwa ia mulai berjualan di kawasan ini usai terdampak pandemi.

“Dulu manggo jelly ini, abang jualnya di tempat balap kereta, balap trail. Semua pembalap tau  nih manggo jelly. Baru aja pindah kesini karena pandemi. Kalo hari biasa bisa sampe jam 12, ini kan weekend,  jadi rame  hari Minggu tutup jam 10 lah,” ujar salah satu pedagang.

Namun, masih ada hambatan yang dihadapi pemerintah dalam pengembangan Kesawan Square ini. Pertama secara fisik, banyak bangunan tua yang harus dirawat seperti bangunan yang sudah runtuh dan tertutupi oleh reklame serta koridor atau gang yang sudah kotor dan gelap. Yang kedua yaitu pemilihan pedagang, dimana banyak sekali pedagang yang ingin berjualan tetapi waktu pendaftarannya hanya berlangsung 3 hari.

Ketiga, sosialisasi yang sulit dilakukan untuk para masyarakat dikarenakan masa pandemi. Serta masalah-masalah lain yang masih dihadapi dikarenakan program ini dilakukan dalam waktu kurun 2 minggu, tentu perlu kerja keras yang besar dalam persiapan akhirnya.

Harapan pemerintah yaitu supaya masyarakat terutama mahasiswa dan kalangan muda-mudi agar datang mengunjungi Kesawan City Square. Selain dapat menikmati kuliner dan berekreasi bersama keluarga, juga diharapkan dapat memahami bahwa kota tua harus dijaga bersama sebagai salah satu peninggalan sejarah di Medan.

Masyarakat juga diharapkan untuk perlahan melawan kembali virus corona. Walaupun di keramaian, tetapi tetap menjaga protokol kesehatan yang sudah ditetapkan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Penyunting: Muhammad Fadhlan Amri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Marifest: Festival Musik dan Hiburan Kota Medan

redaksi

Keadaan Terkini Pasca Banjir Bandang di De Flamboyan Medan

redaksi

Dua Mahasiswa USU Torehkan Prestasi Lewat Duta Genre Provinsi Sumatera Utara 2022

redaksi