Penulis : Grace Pandora Sitorus
Suara USU, Medan. Sebagai makhluk sosial, manusia terkadang merasa perlu untuk memanfaatkan hubungan atau jaringan yang dimilikinya untuk memperoleh keuntungan atau kemudahan dalam menjalani kehidupan. Namun, ketika hal ini dilakukan dengan cara yang tidak etis, seperti memanfaatkan jalur orang dalam atau memberikan suap untuk mencapai tujuan tertentu, maka hal tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif.
Di lingkungan kampus, fenomena mahasiswa siluman ini sudah tidak asing lagi. Mahasiswa siluman adalah mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi melalui jalur yang tidak resmi atau tidak jujur, seperti memalsukan dokumen atau memberikan suap kepada pihak yang berwenang. Fenomena ini terjadi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Bagi mahasiswa siluman, masuk ke perguruan tinggi melalui jalur orang dalam atau suap bisa menjadi cara cepat untuk mencapai cita-cita mereka. Namun, mereka seringkali tidak menyadari bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.
Dampak pertama yang dapat terjadi adalah hilangnya rasa keadilan dan kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan. Jika mahasiswa dapat masuk ke perguruan tinggi dengan cara yang tidak jujur, maka hal ini dapat menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kualitas lulusan dari perguruan tinggi tersebut.
Dampak kedua adalah terganggunya keseimbangan persaingan di antara mahasiswa. Mahasiswa siluman yang masuk melalui jalur orang dalam atau suap dapat memperoleh kemudahan atau keuntungan yang tidak dimiliki oleh mahasiswa lainnya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam memperebutkan peluang-peluang, seperti beasiswa atau kesempatan magang.
Dampak ketiga adalah hilangnya rasa tanggung jawab dan integritas pada diri mahasiswa siluman. Mahasiswa yang masuk melalui jalur yang tidak jujur cenderung memiliki mindset yang tidak sehat, yaitu merasa bahwa segala sesuatu bisa diatasi dengan uang atau jaringan. Mereka tidak memahami pentingnya belajar dengan sungguh-sungguh dan membangun diri sendiri dengan kualitas yang baik.
Untuk itu dalam rangka mengatasi fenomena mahasiswa siluman, perlu adanya peran aktif dari seluruh pihak, baik dari perguruan tinggi, mahasiswa, maupun masyarakat. Perguruan tinggi harus melakukan seleksi calon mahasiswa secara ketat dan menghindari praktik korupsi atau nepotisme. Mahasiswa harus memahami pentingnya belajar dengan sungguh-sungguh dan membangun diri sendiri dengan kualitas yang baik. Masyarakat juga harus mendukung dan mendorong perguruan tinggi untuk melakukan seleksi calon mahasiswa secara jujur dan adil.
Dalam era yang semakin kompetitif ini, kita tentunya dituntut untuk dapat belajar lebih keras lagi agar dapat bersaing, tetapi tetap bersaing secara sehat ya! Ngomong – Ngomong tentang mahasiswa siluman ini, apakah di kampus tercinta kita ini ada? Gimana nih menurut Sobat Suara USU?
Redaktur: Anna Fauziah Pane
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.