Oleh : Nurjana Sihombing
Suara USU, Medan. Kabar baik kali ini datang dari mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara (USU) yang meraih juara 1 pada Olimpiade Sastra Nasional (OSN) yang diselenggarakan oleh CV. EMN Media pada 19-26 Februari lalu secara online.
Bertema jatuh cinta dan patah hati, OSN ini diikuti oleh 340 peserta dari seluruh Indonesia. Maria Elena, mahasiswi Sastra Indonesia stambuk 2020 ini mengatakan bahwa ia sempat kaget dan pesimis ketika mengetahui pesaingnya adalah orang-orang yang telah berpengalaman dalam lomba-lomba menulis puisi, “Kaget, sempat pesimis karena ada peserta yang lulusan universitas terkenal, ada juga yang sudah berpengalaman banget soal nulis puisi dan menang, ada yang penulis juga, sampek guru pun ikut kontribusi. Ya, nggak boleh ditiru, sih. Namun faktanya sempat pesimis dan nggak nyangka bakal menang gitu,” terang Maria pada Suara USU.
Maria mengatakan bahwa ia memilih tema jatuh cinta untuk puisinya, “Maria memilih tema yang pertama, puisi itu sebenarnya untuk seseorang yang saya suka tetapi tidak mampu saya sampaikan secara langsung, bagaimana hari-hari saya dengan dia, lalu saya tulis,” ungkap Maria.
Proses dari OSN ini adalah dengan mengirimkan puisi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diberikan panitia, kemudian akan diseleksi satu persatu untuk menentukan pemenangnya. Kemudian proses penilaian OSN ini berdasarkan format naskah, pemilihan diksi, rima, kesesuaian tema yang dipilih, dan amanat dari puisi.
Maria mengaku bahwa tidak ada hambatan dalam proses menulis puisinya karena ia menyukainya, “sejauh ini dalam membuat puisi itu nggak ada hambatannya, karena sejatinya puisi itu maknanya bebas artinya kita bebas buat ekspresiin diri kita dalam berargumen, nulis puisi ini sangat menarik,” jelasnya.
Maria mengatakan bahwa menang dan kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal yang biasa, karena yang terpenting adalah sampai atau tidaknya perasaan seorang penulis puisi kepada orang yang membacanya.
“Jadi, kalau kalah dalam suatu kompetisi menulis seperti ini, bukan berarti seseorang gagal menjadi penulis, namun teruslah menulis,” tutupnya pada akhir wawancara.
Redaktur : Fitri Dian Jannah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.