Sumber foto: https://images.app.goo.gl/eTc3pYP4fr5XkAYT7
Oleh: Nadira Arfan
Suara USU, Medan. Di perguruan tinggi, pembelajaran lebih menekankan hard skills daripada soft skills. Walaupun kenyataannya, hard skills dan soft skills sama-sama harus dimiliki sebagai bekal memasuki dunia kerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, Carnegie Foundation dan Stanford Research Center, Amerika Serikat mengatakan bahwa soft skill bertanggung jawab sebesar 85% bagi kesuksesan karier seseorang, sementara hanya 15% disematkan kepada hard skill. Maka dari itu mahasiswa mencari jalan lain untuk mengasah soft skill mereka, salah satunya adalah dengan bergabung dengan organisasi.
Beberapa soft skill yang penting dimiliki sebagai aset untuk dunia kerja yaitu kemampuan berorganisasi, kejujuran atau integritas, kemampuan bekerja sama, dan etos kerja yang baik. Tidak semua hal ini dapat dipelajari hanya melalui pembelajaran di dalam kelas. Selain untuk menambah pengalaman dan memperluas relasi, salah satu alasan utama yang memotivasi mahasiswa untuk bergabung dengan suatu organisasi adalah mengasah soft skill tersebut. Lalu apakah benar bahwa organisasi dapat membantu mengasah soft skill?
Terdapat banyak jenis organisasi yang dapat ditemui di lingkungan kampus. Mahasiswa dapat memilih berbagai jenis organisasi ini menurut minat dan bakat mereka masing-masing. Setiap organisasi pasti memiliki struktur kepengurusan dan setiap anggota organisasi memiliki perannya sendiri. Memutuskan untuk bergabung dengan suatu organisasi, mahasiswa harus siap dengan segala tugas yang diberikan. Oleh karena itu, soft skill yang paling diasah dalam organisasi adalah tanggung jawab.
Selain itu, kita juga dapat belajar tentang kemampuan berkomunikasi, kerja sama yang baik antara anggota tim, kemampuan beradaptasi, problem solving, public speaking, etika kerja, dan masih banyak lagi. Namun, keahlian-kealian ini tidak dapat diperoleh secara cuma-cuma hanya dengan menjadi anggota organisasi. Sebagai anggota, kita juga harus dengan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan dan program kerja organisasi agar mendapatkan manfaat positifnya.
Jika bergabung dengan suatu organisasi tanpa adanya tekad untuk berkomitmen dan hanya sekadar “numpang nama” maka soft skill yang dimiliki tidak akan berkembang. Oleh karena itu, jika sudah memutuskan untuk bergabung dengan organisasi seharusnya menjalani periode dalam kepengurusan tersebut dengan sungguh-sungguh. Mulai dari menjalin hubungan baik sesama anggota hingga menyelesaikan segala program kerja yang sudah menjadi tanggung jawab. Dengan melakukan hal ini, kita dapat mengasah soft skill yang dimiliki. Pengalaman dan soft skill yang kita peroleh selama menjadi anggota organisasi dapat digunakan sebagai bekal dan nilai tambah untuk menghadapi persaingan di dunia kerja.
Redaktur: Duwi Cahya
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.