SUARA USU
Buku

Membangun Kebiasaan Baik Melalui Atomic Habits

source: shelfhelp.club

Oleh: Azka Zere

Suara USU,Medan. “Kita tidak berubah dalam sekejap mata dan langsung menjadi orang yang sama sekali baru. Kita berubah sedikit demi sedikit, hari demi hari, kebiasaan demi kebiasaan. Kita terus menerus mengalami evolusi diri.”

Setiap orang menginginkan perubahan menuju pintu yang lebih baik. Entah itu karena tuntutan orang tua, lingkungan sekitar, atau keinginan dari diri sendiri. Sering kali kita meyakinkan diri bahwa perubahan yang besar, membutuhkan usaha yang besar pula. Dengan pola pikir seperti itu, kita cenderung membebankan diri untuk membuat skenario perubahan yang akan mengguncang bumi dan menjadi bahan perbincangan seantero dunia. Padahal nyatanya, semua hal besar itu berawal dari hal kecil.

Dalam bukunya “Atomic Habits”, James Clear menuturkan tahap demi tahap dalam membangun kebiasaan yang lebih baik. Bukan hanya untuk beberapa hari ke depan, tetapi untuk seumur hidup. James juga membumbui konsep praktiknya dengan teori-teori sains serta mencontohkan kisah-kisah inspiratif para peraih emas olimpiade, para CEO terkemuka, dan para ilmuwan.

Konsep atomic habit sebenarnya telah digambarkan singkat pada tagline buku ini, “Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa”. James menjelaskan, kebiasaan itu seperti atom dalam hidup kita. Tiap kebiasaan merupakan hal mendasar yang ikut membangun perbaikan dalam hidup. Rutinitas sangat kecil yang awalnya tak bermakna akan saling membangun dan menjadi bahan bakar menuju perubahan yang lebih baik.

Di kehidupan sehari-hari, konsep ini mungkin sulit diterapkan. Kita cenderung mengabaikan perubahan kecil karena porsinya yang “kecil” membuatnya terlihat tak terlalu krusial. Terlebih lagi ketika kita melakukan sejumlah perubahan, tetapi hasil yang diharapkan tidak langsung terlihat. Keadaan itu mendorong kita kembali ke rutinitas semula. Merasa bahwa perubahan kecil yang dilakukan adalah hal yang sia-sia. Padahal perubahan kecil yang tetap berlanjut dalam kurun waktu tertentu, tanpa disadari dapat menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa.

Banyak orang mungkin merasa kesulitan mengubah kebiasaan buruknya. Entah itu karena tidak tahu cara mengubahnya atau memang sudah nyaman dengan kebiasaannya. Dalam bab dua “Bagaimana Kebiasaan Membentuk Identitas Anda”, James menjelaskan dua alasan mengapa sulit mengubah kebiasaan, yakni karena sasaran yang dituju salah dan cara mengubahnya yang keliru.

Kesalahan pertama dapat diatasi dengan mengubah hasil, mengubah proses, dan mengubah identitas diri. Banyak orang memulai perjalanan mengubah kebiasaan dengan berfokus pada apa yang ingin mereka raih. Dengan kiat-kiat yang telah disebutkan sebelumnya, James mengajak kita untuk mulai berfokus pada keinginan kita menjadi sosok seperti apa.

Dalam bukunya, James memaparkan contoh kecil tentang respons dua orang yang sedang berusaha berhenti merokok ketika ditawari rokok. Orang pertama menjawab, “Tidak, terima kasih. Saya berusaha berhenti.” Sepintas, tidak ada yang salah dari jawaban tersebut. Tetapi jika dilihat kembali, orang ini masih percaya bahwa dia adalah perokok yang sedang berusaha melakukan hal lain. Dia berharap perilakunya berubah sejalan dengan keyakinannya.

Lalu, orang kedua juga menolak dengan berkata, “Tidak, terima kasih. Saya bukan perokok.” Terlihat perbedaannya, bukan? Itu memang perbedaan kecil, tetapi jawabannya mengisyaratkan perubahan identitas atau sosok dirinya. Dia tak lagi menganggap dirinya sebagai orang yang merokok.

Inti dari buku self improvement ini adalah mengatasi kesalahan kedua dengan cara membangun kebiasaan yang lebih baik dalam empat langkah sederhana. Empat langkah tersebut adalah mendapatkan petunjuk (cue), menumbuhkan gairah (craving), menanggapi (response), dan menikmati hasil (reward). Kemudian, James mengubah empat tahap ini menjadi kerangka kerja praktis untuk merancang kebiasaan-kebiasaan baik. Kerangka itu disebut “Empat Kaidah Perubahan Perilaku”, yang selanjutnya akan menjadi topik utama dalam bab-bab berikutnya.

Secara keseluruhan, buku yang berisi 356 halaman ini dapat menuntun kita melakukan perubahan kecil. Salah satunya adalah dengan bangun lima menit lebih awal di pagi hari. Tentu saja mungkin kalian merasa kebiasaan ini tidak membawa perubahan yang besar dalam hidup. Tetapi, siapa yang tahu apa yang menunggumu di masa depan? Bisa saja dengan kebiasaan seperti itu, kalian tidak akan telat menghadiri meeting di masa depan.

James juga menjelaskan, jika kita bisa menjadi 1% lebih baik setiap hari dalam setahun, kita akan menjadi 37 kali lebih baik di penghujung tahun nanti. Ketika kita melihat ke belakang dua atau lima tahun kemudian, kita akan menyadari nilai dari kebiasaan yang baik dan kerugian akibat kebiasaan buruk merupakan hal yang nyata.

Membuat pilihan antara 1% lebih baik atau 1% lebih buruk, itu semua berada di tangan kita. Pilihan-pilihan tersebutlah yang nantinya menentukan akan menjadi siapa kita di masa depan dan apa yang membedakan kita dengan masa sekarang. Sukses itu output kebiasaan sehari-hari, bukan sesuatu yang dapat terjadi dalam waktu singkat atau terjadi begitu saja dengan kata-kata magic.

Redaktur: Yessica Irene


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Bangun Petualangan Usahamu ala Buku The Power of Kepepet

redaksi

Happy Birth-Die, Kisah Gadis Pembaca Kematian

redaksi

Bandit-Bandit Negara dalam Buku Negara dan Bandit Demokrasi

redaksi