SUARA USU
Life Style

Mendengar dan Mendengarkan Itu Beda

Penulis: Jio M

Suara USU, Medan. Pernahkah kamu curhat dengan seseorang namun responnya tidaklah sesuai dengan yang kamu harapkan? Atau bahkan terkesan tak acuh? Kamu berharap dia ‘mendengarkan’ namun pahitnya, dia ternyata hanya ‘mendengar’

Tahukah kamu? ketika kamu mendengar, kamu belum tentu mendengarkan, namun ketika kamu mendengarkan, kamu sudah pasti mendengar.

Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Hal ini terbukti ketika kita berbicara dengan seseorang, namun lawan bicara tampaknya tak menunjukkan respon yang diharapkan.

Mendengar (hear) dan mendengarkan (listen) sering dianggap sama oleh sebagian orang. Padahal pada kenyataanya, hal ini jelas berbeda. Secara singkat, mendengar adalah aktivitas yang dilakukan secara tidak sadar oleh indra kita, sementara mendengarkan adalah aktivitas secara sadar yang menggabungkan pemahaman, atensi dan juga emosi.

Mendengar dikatakan aktivitas yang dilakukan secara tidak sadar, karena mendengar sendiri adalah aktivitas yang kita terima tanpa memerlukan perhatian. Sebagai contoh, ketika kita belajar, kita akan tetap mendengar suara jam berdetik atau bahkan deru angin ketika berjalan di malam hari.

Sementara mendengarkan membutuhkan perhatian khusus, kesadaran (mindfulness) yang disengaja, reaksi emosional, bahkan melibatkan indra tubuh lainnya dalam merespon. Sebagai contoh, ketika seseorang bercerita tentang keresahannya, kita mersepon dengan memperhatikan, mengangguk, dan bahkan mengajukan pertanyaan hingga solusi, bila dibutuhkan.

Nah, dalam mendengarkan juga terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, beberapa di antaranya yaitu:

  • Hindari distraksi

Baik itu penggunaan gadget atau bahkan menyela pembicaraan lawan bicara. Hindari semua hal yang dirasa bisa menjadi distraksi.

  • Beri saran hanya jika diperlukan

Saran tidak selamanya diperlukan oleh lawan bicara, akan lebih baik bila kita sebagai pendengar untuk lebih mindful akan kapan saatnya kita beri saran ataupun tidak.

  • Respon dengan bahasa non-verbal

Faktanya, komunikasi non-verbal (baik berupa anggukan, tepukan pundak, dsb) ternyata dianggap lebih efektif dalam menunujukan respon jujur, terutama dalam mengekspresikan rasa emosional.

  • Beri kesan kepo

Menunjukkan ketertarikan dalam pembicaraan, membuat kegiatan mendengarkan terlakasana dengan sukses. Hal ini bisa kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan atau bahkan sekedar memusatkan perhatian kepadanya.

  • Mindfulness

Yang terpenting dan yang paling utama, bersikaplah mindful. Tunjukkan kalau kamu benar benar hadir dalam pembicaraan. Ketika kita telah berhasil untuk lebih mindful, maka proses pembicaraan akan terasa lebih baik dan kegiatan mendengarkan akan sukses terlaksana.

Dilihat dari perbedaan tersebut, maka kita dapat memahami ternyata dua hal ini berbeda dan sudah seharusnya diketahui oleh setiap orang, sehingga kita dapat memposisikan diri lebih tepat lagi di setiap situasi. Disaat kapan kita hanya mendengar, dan disaat kapan juga kita harus mendengarkan.

Redaktur: Anna Fauziah Pane

 

 

 

 

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Kopi atau Teh, Manakah yang Lebih Sehat?

redaksi

Eco-enzyme, Cairan Hasil Fermentasi Sejuta Manfaat

redaksi

Investasi, Tabungan, dan Asuransi Apa Bedanya?

redaksi