SUARA USU
Kabar Kampus Kabar SUMUT

Menerapkan Tingkahlaku Anak Dengan Teori Kognitif Serta Belajar Melalui Media Youtube

Oleh: Redaksi 

Suara USU, MEDAN. Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk  kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan bekerja secara langsung dan terarah dengan supervisi yang kompeten. Aisyah Rahma Saragih (190902008) Mahasiswi Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU bersama kedua rekan Aisyah yang dibimbing oleh Supervisor Sekolah yaitu Ibu Berlianti M.SP dan Dosen Pengampu pada mata kuliah PKL yaitu Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos M.Kessos. Kami telah melaksanakan PKL I selama kurang lebih 3 bulan dan yaitu pada hari Jumat dan Sabtu. Kami mengambil lokasi Praktikum I di Panti Asuhan Ora Et Labora Nusantara Jl. Perkutut No.44 Medan, Sumatera Utara.

Panti Asuhan Ora Et Labora Nusantara adalah sebuah Panti Asuhan Nasrani di Kota Medan yang berdiri sejak 25 Januari 2021. Hingga saat ini anak-anak yang berada di Panti berjumlah 28 yang berkisar dari umur 5 tahun-19 tahun. Mereka yang dominan adalah suku Nias dan berasal dari berbagai daerah seperti Nias, Sibolga, dan Pekanbaru. Sesuai keterangan yang telah diberikan oleh Bapak Panti, alasan anak-anak tersebut tinggal di Panti Asuhan disebabkan oleh beberapa faktor seperti keluarga dan ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang Aisyah lakukan mengenai Praktium 1 di Panti Asuhan Ora Et Labora Medan. Aisyah mendalami sebuah case yaitu seorang anak berusia 12 tahun yang berinisial JL. Keseharaian JL sebagai anak panti adalah seperti anak-anak pada umumnya yaitu beribadah, sekolah, bermain, dan beberapa kegiatan lainnya. Menurut pendapat kakak dan abang pengasuh, ”JL adalah orang yang tertutup bisa dibilang seorang Introvert. Kepribadian JL yang tertutup membuatnya hanya mau berinteraksi terhadap teman dekatnya saja tidak lain teman akrabnya di panti”.

Kemudian, JL adalah seorang anak yang memiliki minat belajar yang bagus dibuktikan ketika Aisyah mencoba bertanya kepada anak-anak panti lainnya sebuah pertanyaan Bahasa Indonesia yang diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris, terlihat antusias JL pada saat itu sangat luar biasa dikarenakan JL berusaha menjawab walaupun tidak semua jawabannya benar, tetapi ketika Aisyah tanya secara personal JL juga merasa tidak percaya diri akan belajar Bahasa Inggris, menurutnya Bahasa Inggris itu sulit seperti penulisan yang berbeda dengan pengucapan dan banyak rumus-rumus yang haru dihafal karena JL sendiri adalah pribadi yang sulit dalam mengahafal suatu materi. Tetapi rasa penasaran ia akan Bahasa Inggris membuat Aisyah tertarik untuk membantunya belajar. Hal itu yang membuat Aisyah menarik JL sebagai klien dalam membantu permasalahan yang JL hadapi baik dari perilaku serta meningkatkan kualitas belajar Bahasa Inggris.

Penerapan tingkahlaku pada Teori Kognitif digunakan sebagai sarana tidak langsung untuk mengukur apa yang dilihat sebagai faktor yang amat penting di dalam perilaku. Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkahlaku sangat bergantung pada cara individu tersebut mengenalii situasi sosial. Dalam pengamatan terhadap situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan persepsi sosial yang baik, artinya bagaimana individu menanggapi, berpikiran dan berkeyakinan terhadap situasi sosialnya sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkahlaku yang benar dan tepat pada situasi sosialnya. (Santoso, 2010:24-25)

Tahapan penyelesaian masalah sebagai berikut:

1) Tahap Engagement, Intake, dan Contract

Adalah tahapan awal dalam praktek pertolongan, yaitu kontrak aawal antara pekerja sosial dengan klien untuk membentuk kesepakatan terlibat dalam seluruh proses conselling atau bimbingan. Aisyah melakukan persetujuan atas kesepakatan bersama ddengan klien guna membantu klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2) Assessment

Dalam melakukan assessment klien, praktikan menggunakan tools assessment FGD, teori tingkah laku kognitif dan teori behavioral. Yang masing-masing teori melibatkan anak dalam proses pengenalan oleh otak, yang mengarah kepada hal yang obyektif, faktual, dan logis seperti proses berpikir dan proses mengingat oleh tingkah laku kognitif dan melakukan perubahan sikap dan perilaku terhadap anak yang memiliki kendala rasa kurang percaya diri terhadap kemampuan yang ia miliki.

3) Planning (Perencanaan)

Tahap yang berupaya mengatasi permasalahan klien, praktikan memberikan bimbingan belajar untuk membantu klien dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris yang penulisan serta pengucapan dalam Bahasa Inggris itu berbeda yang menyebabkan klien sulit mengembangkan kemmapuan belajar. Dengan adanya media pendukung berupa gadget klien bisa dengan mudah mengulang pelajaran di sekolah menggunakan Youtube, karena selain mudah dan instan Youtube juga menampilkan tempat belajar sesuai keinginan pengguna (user) dengan berbagai macam bentuk pengajaran, misalnya: yang langsung diajarkan oleh tutornya.

Tetapi rasa penasaran ia akan Bahasa Inggris membuat Aisyah tertarik untuk membantunya belajar. Hal itu yang membuat Aisyah menarik JL sebagai klien dalam membantu permasalahan yang JL hadapi baik dari perilaku serta meningkatkan kualitas belajar Bahasa Inggris.

 

 

4) Intervensi

Praktikan mengajak klien yang memiliki kepribadian tertutup tetapi memiliki minat belajar yang baik, dengan mengajak JL menanggapi, berpikiran, dan berkeyakinan bahwa belajar itu mudah dengan cara berinteraksi dengan teman-teman yang lain. Cara tersebut membentuk klien bahwa belajar bersama juga merupakan salah satu cara untuk memahami materi dan sekaligus melaitih diri klien untuk tidak menutup diri dari lingkungan dan teman-teman sekitarnya. Disamping itu cara yang dilakukan dengan menggunakan media youtube dapat lebih mendalami belajar Bahasa Inggris.

5) Evaluasi

Tahap dimana praktikan melihat sejauh mana kemajauan terhadap program yang telah diberikan baik dari masalah yang dihadapi maupun kendala-kendala yang dapat mengahalang proses pertolongan dan mempersiapkan model-model berikutnya jika dikatakan gagal.

6) Terminasi

Tahap ini merupakan fase dimana relasi antara pekerja sosial dan klien akan dihentikan dengan memastikan klien sudah mampu menolong dirinya sendiri di masa yang akan datang.

Pada akhir masa pengabdian dan Praktik Kerja Lapangan kali ini, bapak panti mengucapkan terima kasih kepada Aisyah karena telah membantu anak-anak panti dalam belajar serta kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya. Oleh karena itu Aisyah bersama kedua rekannya memberikan hadiah untuk anak-anak atas antusias yang luar biasa dan diakhiri foto bersama.


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Adakan Webinar, Pegadaian Dorong Investasi Milenial di Era Digital

redaksi

PEMASWALL, Program Layanan Curhat dari Pema FPSi USU

redaksi

Festival Kopi Mandiri Ajak Ekosistem Kopi Berkembang

redaksi