Oleh: Puvut Bethanya Surbakti
Suara USU, Medan. Lagu Fortune Cookie in Love milik JKT 48 ini mulai kembali ramai digunakan di platform Tiktok. Konten yang menggunakan lagu ini kebanyakan menceritakan tentang pengalaman mereka yang mendapatkan perlakuan berbeda sebelum dan setelah glow up atau ketika mereka sudah sesuai dengan standar kecantikan masyarakat yang ada. Mereka menyebutnya dengan beauty privilege.
Beauty privilege secara sederhana dapat diartikan sebagai hak istimewa yang didapatkan karena dianggap lebih cantik atau menarik berdasarkan standar kecantikan yang ada di masyarakat. Orang-orang yang memiliki keunggulan itu diyakini akan diberi lebih banyak keuntungan yang tidak dimiliki orang dengan fisik standar.
Tanpa disadari, kita sering menerapkan beauty privilege ini di lingkungan dan mengotak-ngotakkan orang yang ada di sekitar kita berdasarkan paras yang mereka punya. Atau bahkan kita menjadi orang yang kurang beruntung karena tidak punya privilege ini?
Lewat lagu ini, pesan mengenai beauty privilege disampaikan. Fortune Cookie in Love, kue keberuntungan yang tipis dan renyah, yang bersisi sepotong kertas dengan petuah atau serangkaian angka keberuntungan.
Ketika kulihat di sekelilingku
Ternyata banyak sekali gadis yang cantik
Bunga yang tak benar tidak akan disadari
Penggalan lirik ini secara tersirat memberitahu kita mengenai kenyataan bahwa memang kerap di sekeliling kita yang menarik saja yang lebih sering dilirik. Di dalam pekerjaan, sekolah, dan lingkungan terdekat tentunya.
Meski cowok bilang gadis ideal
Yang punya kepribadian baik
Penampilan itu menguntungkan
Selalu hanya gadis cantik saja
Yang ‘kan dipilih menjadi nomor satu
Tidak lupa juga dengan kenyataan bahwa berperilaku baik saja tidak cukup, penampilan lah yang kerap dilihat untuk pertama kalinya dari lawan jenis maupun teman di sekitar kita.
Yang mencinta, Fortune Cookie
Masa depan tidak akan seburuk itu
Hey, hey, hey!
Mengembangkan senyuman ‘kan membawa keberuntungan
Tetapi penggalan lirik ini juga menyampaikan bahwa “Masa depan tidak akan seburuk itu”. Mungkin kita sering merasa tidak bisa memenuhi standar yang ada di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, itu bukan menjadi masalah yang besar. Kita hanya butuh waktu menjalani proses untuk menjadi lebih baik.
Jadi, jangan merasa minder jika tidak punya privilege ini. Tetaplah mengembangkan senyuman untuk membawa keberuntungan!
Redaktur: Azka Zere Erlthor
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.