Penulis: Jei Suranta
Suara USU, Medan, Sebagai upaya memperkenalkan lebih dekat Hutan dan Ekosistem Leuser kepada mahasiswa dan kalangan umum, Suara USU menggelar webinar dengan tema Mengenal Lebih Dekat Ekosistem Leuser, Sabtu (10/10).
Webinar yang diikuti 40 peserta dari berbagai kalangan ini dilaksanakan daring melalui aplikasi Google Meet. Webinar ini menghadirkan pemateri tunggal, Koordinator Wilayah Leuser Conservation Partnership (LCP) yang juga Dosen USU, Hamdan S.Pt, M.Si.
Dalam pemaparannya, Hamdan mengajak puluhan peserta untuk mengenal lebih jauh ekosistem yang terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan juga Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Ia juga memaparkan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga ekosistem di kawasan Leuser. Webinar yang diikuti 40 puluh peserta ini, .
“TNGL ini diapit oleh dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Utara. TNGL ini mencakup 13 kabupaten di Aceh dan 4 kabupaten di Sumatera Utara dengan luas 2,6 juta hektar,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya, ia menyampaikan asal-usul nama Leuser yang diambil dari bahasa Gayo. Ia juga menjelaskan beberapa ekosistem yang terdapat di kawasan ekosistem Leuser seperti misalnya ekosistem hutan hujan tropis pantai. Selain itu, TNGL juga telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer yang didominasi vegetasi dipterocarpaceae.
“KEL atau Kawasan Ekosistem Leuser memiliki kekayaan flora dan fauna dengan 850 jenis tanaman 105 jenis mamalia dan 382 jenis burung. Ada 89 jenis satwa langka dan juga dilindungi yang terdapat di TNGL,”
Pemateri yang juga Dosen Pertanian USU itu juga menyampaikan bahwasanya di TNGL terdapat 4 jenis satwa yang dilindungi seperti Orangutan Sumatera, Badak Sumatera, Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera.
Edlin, salah satu peserta Webinar ini mengutarakan bahwa ia baru mengetahui tentang Ekosistem Leuser. “Saya baru tahu tentang Leuser ini. Ternyata hutan kita masih kaya, dan tentu patut kita jaga,” kata Edlin.
Penyunting: Kurniadi
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.