Foto: Aksara Jabar
Oleh Nurjana Sihombing
Suara USU, Medan. Akhir-akhir ini Sungai Aare, Swiss, ramai diperbincangkan oleh publik. Pasalnya, sungai ini telah menghanyutkan putra sulung gubernur Jawa Barat yang hingga saat ini belum ditemukan.
Sungai Aare terletak di tengah kota Bern, Swiss. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Swiss yaitu sekitar 288 kilometer yang melintasi kota Bern, Solothurn, Aarau, Olten, dan Waldshut – Tiengen, dengan kedalaman hingga 200 meter.
Sungai yang telah dinobatkan oleh UNESCO pada 2017 menjadi warisan budaya takbenda milik Swiss ini berasal dari Pegunungan Alpen di Bern. Pada musim panas, suhu rata-rata Sungai Aare mencapai 15,1 derajat Celcius, sedangkan pada musim dingin Sungai Aare pernah mencatat suhu terendah pada 5,35 derajat Celcius.
Selain keindahannya yang memukau dengan warna air yang berwarna biru dan toska, kualitas air Sungai Aare mendapatkan kategori ‘sangat baik’ Uni Eropa pada tahun 2016. Tidak heran jika banyak turis dan warga setempat yang menjadikan Sungai Aare sebagai destinasi wisata untuk menghabiskan waktu selama musim panas.
Meskipun Sungai Aare cukup populer sebagai destinasi wisata, ternyata Sungai Aare bisa sangat berbahaya untuk pemula. Dikutip dari suara.com terdapat 15 sampai 20 kasus tenggelam setiap tahunnya yang terjadi di sepanjang Sungai Aare. Hal ini terjadi karena arus Sungai Aare cukup deras sehingga berbahaya untuk pemula.
Dikutip dari travel.detik.com kota Bern dan berbagai organisasi terkait telah meluncurkan kampanye “Aare You Safe?” pada tahun 2019 untuk mengingatkan wisatawan akan bahaya di sungai tersebut.
Kendati demikian, keindahan Sungai Aare yang menjadi ikon kota Bern ini tetap layak dipertimbangkan sebagai destinasi wisata dengan mematuhi aturan yang berlaku jika ingin menghabiskan waktu dengan berenang.
Redaktur: Salsabila Rania Balqis
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.