Oleh : Margareth Hutagalung
Suara USU, Medan. Memasuki semester genap tahun ajaran 2023/2024, Universitas Sumatera Utara kembali mengarahkan mahasiswanya untuk melakukan heregistrasi akun, membayar UKT, hingga mengisi Kartu Rencana Studi (KRS). Sejak semester ganjil tahun ajaran ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis menerapkan sistem war KRS kepada mahasiswanya agar dapat memilih mata kuliah hingga dosen yang diinginkan. Namun, banyak mahasiswa yang tidak setuju dengan sistem tersebut.
Pengisian KRS dapat dilakukan apabila mahasiswa sudah membayar UKT terlebih dahulu. Dengan diterapkan sistem war KRS membuat mahasiswa FEB USU merasa terburu-buru untuk membayar UKT. Hal tersebut menjadi kendala bagi mahasiswa yang belum mampu untuk membayar UKT secepat mungkin. Pasalnya mahasiswa yang membayar UKT lebih lama hanya dapat memilih kelas sisa dengan dosen yang kurang memuaskan dalam mengajar dan memberikan nilai.
Sistem war KRS tersebut dapat mempengaruhi nilai yang akan didapatkan pada mata kuliah di semester tersebut. Hal ini dikarenakan setiap dosen memiliki penilaian yang berbeda-beda kepada mahasiswanya. Sejak diterapkan sistem war KRS ini membuat mahasiswa rela begadang demi memantau kelas yang diampu oleh dosen rekomendasi mana yang kosong karena tidak mau mendapat kelas sisa yang diampu oleh dosen killer. Mahasiswa lebih memilih begadang selama masa KRS daripada harus mengulang di semester depannya.
Tiga hari setelah dibukanya masa heregistrasi pada tanggal 15 Januari 2024 kemarin, kelas yang diampu oleh dosen yang diinginkan sudah mencapai batas kuota. Hal tersebut membuat mahasiswa FEB USU memilih agar pengisian KRS kembali ditentukan oleh prodi dengan alasan agar semua merasa adil, tidak perlu beradaptasi lagi dengan teman baru, tidak terburu-buru dalam membayar UKT dan menjalani susah senang perkuliahan dengan teman yang sama dari semester awal.
Namun, ada juga mahasiswa yang setuju dengan sistem war KRS ini dengan beranggapan “siapa cepat, dia dapat”. Mereka yang terlebih dahulu membayar UKT bisa memilih mata kuliah yang diampu oleh dosen yang dapat menjelaskan materi dengan baik dan memberi penilaian yang baik pula.
Berbeda dengan beberapa fakultas lain seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) atau Fakultas Farmasi yang masih menerapkan sistem paketan dalam mengisi KRS. Mahasiswa FKM dan Farmasi sendiri merasa sistem paketan yang ditentukan oleh prodi mempermudah mereka dalam mengisi KRS. Mereka tidak perlu terburu-buru dalam membayar UKT dan tidak perlu memantau website SATU USU terus-menerus demi mendapatkan dosen yang tidak pelit nilai.
Perlu menjadi pertimbangan kembali bagi fakultas yang menerapkan sistem war KRS mengingat tidak sedikit mahasiswa yang merasa dirugikan akibat sistem war KRS tersebut.
Redaktur : Grace Pandora Sitorus
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.