Penulis: Feri Okiansyah dan Jeremy Silalahi
Suara USU, MEDAN. UMKM di daerah kabupaten Padang Lawas tahun 2020 masih tergolong stagnan, hanya banyak mengalami penurunan pendapatan dikarenakan efek dari adanya pandemi covid19. Namun semenjak penurunan angka kasus covid19 dan pengadaan program vaksinisasi yaitu mulai awal hingga akhir tahun 2021 banyak UMKM bermunculan dan menyita perhatian banyak orang.
Sebelum kemunculan pandemi covid19, UMKM di wilayah kabupaten Padang Lawas tidak sebanyak saat ini, terutama usaha/bisnis makanan. Pada bulan Juni tepatnya di tahun 2019, muncul usaha makanan baru yaitu Pondok Jambu di wilayah desa Gunung Baringin, Kecamatan Sosa, Padang Lawas, Suamtera Utara. Bisnis tersebut merupakan café dengan konsep outdoor, dimana disuguhkan pemandangan yang menarik untuk ber-swafoto (selfie area), maupun fasilitas lainnya seperti karaoke, lesehan, dan kolam renang.
Kemunculan Pondok Jambu merupakan era kebangkitan usaha café di wilayah Padang Lawas. Sejak kemunculannya, banyak orang yang ingin meniru konsep usaha tersebut karena melihat prospek dan peluang yang dimiliki oleh Pondok Jambu. Pada awalnya usaha ini didirikan oleh Feriko Sustanata sebagai owner bersama dengan sang manajer yaitu Rizky Jalaludin Siregar adalah usaha penyewaan kolam renang.
Namun setelah melakukan riset dan melihat peluang pasar, akhirnya menyetujui untuk membuat usaha café dengan konsep/tema outdoor. Dimana para pengunjung bisa menikmati makanan dengan melihat pemandangan hijau kebun jambu dan kebun buah naga, atau sekaligus dapat menikmati fasilitas karaoke atau kolam renang dan sewa mainan mobil-mobilan bagi anak-anak.
Sebuah bisnis yang baik harus memiliki budaya organisasi yang baik pula untuk agar dapat bertahan dan berkembang. Pondok Jambu merupakan salah satu UMKM yang memiliki budaya organisasi yang tergolong baik sehingga penerapannya berjalan lancar dan usaha tersebut mengalami peningkatan dalam perkembangan bisnisnya.
Adapun budaya organisasi yang diterapkan oleh Pondok Jambu adalah menjaga mutu pelayanan, meningkatkan kualitas dan berinovasi, mengadakan briefing dan pemanfaatan teknologi, serta berkontribusi terhadap lingkungan.
Meningkatkan mutu pelayanan, Dalam hal ini, pelayanan adalah bagian nomor satu atau yang paling diutamakan dari budaya organisasi Pondok Jambu. Pelayanan yang ramah dan sigap membuat pengunjung betah dan ingin kembali lagi. Sebagai contoh jika seorang pengunjung datang maka seorang karyawan Pondok Jambu akan langsung menghampiri dengan sigap untuk memberikan menu dan sabar menanti pengunjung untuk memilih menu tersebut.
Kepuasan pelayanan sangat diperhatikan sehingga jika ada pelanggan yang merasa pelayanan yang diberikan tidak puas akan langsung protes kepada sang manager dan saat itu pula akan memberikan pengarahan kepada karyawan yang bertugas agar sebisa mungkin memberikan pelayanan yang terbaik.
Kepuasan pelanggan akan pelayanan yang diberikan pun cukup tinggi, yakni berkisar 80-100% di hari biasa dan 60-80% di hari weekend atau hari besar. Penurunan kepuasan saat hari besar bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan banyak pengunjung yang harus antri untuk mendapatkan tempat karena membludaknya para pengunjung yang datang, serta harus sabar menanti pesanan yang dipesan karena banyaknya pesanan dari para pengunjung lain. Bahkan jika di bulan Ramadhan tepatnya jika ingin mengadakan event buka bersama, banyak pengunjung yang tidak kebagian tempat dan akhirnya harus mencari tempat lain.
Meningkatkan kualitas dan berinovasi, Jika menilai suatu usaha makanan seperti café dan lainnya, kita tidak dapat berpatok hanya pada segi pelayanan yang diberikan namun juga kualitas sarana dan hidangan menu yang disajikan. Menu makanan yang disajikan pun beragam, mulai dari makanan berat seperti ayam penyet, nasi goreng, dll, serta cemilan dan minuman ringan seperti boba dan thaitea. Harga yang ditawarkan pun cukup menarik dan pas dikantong pengunjung.
Akan tetapi, diawal-awal buka memang kualitas makanan yang disajikan kurang begitu nikmat, hal ini banyak dikeluhkan para pelanggan kepada sang manager. Sehingga sang manager harus mengambil keputusan untuk mengganti chef/koki yang memasak menu. Sehingga saat ini kualitas makanan yang disajikan jauh lebih baik. Untuk kualitas sarananya sendiri sangat baik, karena café Pondok Jambu memberikan berinovasi terhadap sarana yang diberikan.
Sebagai contoh, jika café lain di wilayah Padang Lawas hanya memberikan suasana di dalam ruangan dan cenderung membosankan maka Pondok Jambu menerapkan konsep yang terbilang out of the box dengan konsep outdoor, dimana pengunjung yang menikmati makanan bisa sekaligus bisa menikmati pemandangan. Ada juga fasilitas karaoke, kolam renang dan mainan mobil-mobilan untuk anak-anak. Sehingga café ini bukan hanya bisa dinikmati oleh anak muda namun juga untuk semua kalangan bahkan anak-anak.
Mengadakan briefing dan pemanfaatan teknologi, Setiap hari tepatnya sebelum membuka Pondok Jambu sang manager akan mengadakan briefing (pengarahan) kepada seluruh para karyawannya. Briefing dilakukan untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dan memperbaiki kinerja mereka dengan memberikan saran dan arahan. Setiap karyawan juga dituntut untuk datang tepat waktu yaitu pukul 09.00.
Apabila ada karyawan yang terlambat lebih dari 5 menit akan dikenakan sanksi, yaitu berupa dendan sebesar Rp. 20.000. Dengan adanya briefing dan sanksi keterlambatan tersebut menuntut karyawan untuk bersikap disiplin selama bekerja. Perkembangan usaha Pondok Jambu yang siginifikan juga mendapatkan respon yang baik dari pemerintah daerah Padang Lawas. Pemerintah kabupaten Padang Lawas meminta kepada pihak Pondok Jambu untuk memasang aplikasi pajak yaitu Taping Box.
Aplikasi ini hanya terpasang di 5 UMKM di wilayah Padang Lawas, Pondok Jambu dijadikan role model penerapan aplikasi Taping Box tersebut. Pondok Jambu juga sudah menerapkan sistem pembayaran cashless, dimana pengunjung bisa melakukan pembayaran non-tunai melalui aplikasi Dana dengan cara menscan QR Code yang sudah disediakan.
Berkontribusi terhadap lingkungan, Pondok Jambu tidak serta merta hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Ada dua hal yang sampai saat ini masih diperhatikan Pondok Jambu dalam berkontribusi terhadap lingkungan, yang pertana yaitu merekrut remaja atau penduduk sekitar untuk dijadikan karyawan Pondok Jambu.
Bahkan sang manager pun merupakan penduduk asli wilayah kecamatan Sosa dan separuh lebih karyawan Pondok Jambu merupakan penduduk asli wilayah kecamatan Sosa. Yang kedua memberikan tanggung jawab langsung kepada masyarakat atau remaja di sekitar wilayah Pondok Jambu untuk mengelola langsung lahan parkir yang disediakan, dan Pondok Jambu sendiri tidak pernah meminta hasil dari lahan parkir tersebut, semuanya didonasikan kepada pengelola lahan parkir yaitu masyarakat sekitar.
Hasil dari wawancara dengan manajer Pondok Jambu dapat dinyatakan bahwa penerapan budaya organisasi Pondok Jambu berhasil dan masih terus dilaksanakan oleh para SDM. Hal tersebut mempengaruhi perkembangan usaha Pondok Jambu. Inovasi yang terus digencarkan, perbaikan kualitas sarana dan menu, serta meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan oleh Pondok Jambu terbukti berhasil menarik perhatian masyarakat.
Pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari kabupaten Padang Lawas namun juga dari luar kabupaten bahkan sampai luar provinsi. Gaya kepemimpinan Visioner yang dianut sang manajer tidak kalah penting dalam memberikan efek terhadap perkembangan usaha mereka. Sang manajer bersama owner akan selalu memberikan ide dan rencana yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan perusahaan.
Bahkan ide dan rencana yang belum pernah terpikirkan oleh pihak lainnya, seperti penggunaan lampu taman untuk membantu penerangan café. Sang manager juga berani mengambil resiko, mau mendengar kritik dan masukan dari pelanggan, serta berrtanggung jawab penuh terhadap perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan budaya organisai pada usaha Pondok Jambu berhasil dan berdampak langsung terhadap perkembangan usaha mereka sehingga Pondok Jambu dapat terus berkembang dan melakukan inovasi hingga saat ini. Dan juga gaya kepemimpinan Visioner yang dianut oleh manager dan owner turut memberikan dampak perkembangan usaha.
Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.