SUARA USU
Opini

Peretas Bobol Data, Sistem Perlindungan Indonesia Lemah?

Penulis : Sinta Alfila

Suara USU, Medan. Baru-baru ini berita mengenai kebocoran data kian menggemparkan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, kebocoran data yang menyakut nama lengkap, nomor kartu keluarga, NIK hingga domisili warga negara bocor dan diperjualbelikan oleh seorang peretas. Namun lucunya, pemerintah seakan lempar tanggung jawab dengan kebocoran data ini, saling lempar statement yang seharusnya sangat tidak perlu dilakukan. Ketika 1,8 milyar data registrasi sim card bocor dan akun peretas bjorka mengatakan “my massage for Indonesia government stop being an idiot” pemerintah seolah tidak tegas menanggapi hal ini sehingga si peretas bebas mengekspos data data pemerintah, bahkan kabarnya data pegawai BIN juga ikut bocor dan lagi lagi si peretas mengatakan “stupid intelegent”.

Ketika kebocoran data sudah terjadi dimana mana tapi pemerintah masih mempertanyakan dan memperdebatkannya, maka tanggungjawab siapakah ini? Padahal kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya sangat mengharapkan data pribadi yang kita serahkan kepada pemerintah bisa dijaga dengan baik bukan malah bocor dan diperjualbelikan seenaknya. Seharusnya pemerintah menjadi garda terdepan untuk melindungi data pribadi yang telah sepenuhnya kita percayakan kepada pemerintah.

Dampak yang timbul dari kebocoran data ini juga menjadi masalah serius yang membuat masyarakat resah, mulai dari penipuan, pemalsuan KTP atau pencurian identitas, pemetaaan pasar hingga politik yang tentunya hal ini merugikan masyarakat.

Selemah itukah sistem perlindungan dan keamanan negara? Sampai peretas dengan bebas mencuri dan mempergunakan data masyarakat seenaknya. Kita semakin sulit mempercayai pemerintah yang terlihat tidak bekerja dengan baik untuk masalah besar ini.

Seharusnya pemerintah lebih memperketat keamanan dan menjaga data masyarakat Indonesia seketat mungkin, sehingga masyarakat tidak perlu cemas dan merasa takut akan kebocoran data yang tentunya ini merugikan masyarakat, dan juga tentunya negara.

Redaktur : Fitri Dian Jannah

Related posts

Parlay dan Euforia Piala Dunia

redaksi

Tere Liye: Sebenarnya Mafia di Pertamina Ini Siapa?

redaksi

Lika-liku Pemira USU

redaksi