Oleh: Zahra Zaina Rusty
Suara USU, Medan. Sebagai mahasiswa, kita sering kali menghadapi jadwal yang padat, baik itu dari tugas kuliah maupun aktivitas organisasi. Kesibukan ini sering kali berlanjut hingga malam hari, mengganggu jam tidur yang seharusnya kita manfaatkan untuk beristirahat. Dengan tanggung jawab sebagai mahasiswa, kita mengerjakan segala aktivitas tersebut dengan ketulusan dan kesungguhan, yang akhirnya menyita hampir seluruh waktu kita dalam sehari. Di akhir semua itu, kita pasti mendambakan waktu untuk menyegarkan diri atau menikmati “me time“. Namun, sayangnya, waktu untuk me time ini seringkai hanya tersedia pada jam tidur.
Kita pasti pernah berada dalam kondisi seperti itu, di mana kita memilih untuk tetap melakukan kegiatan pribadi meskipun harus mengorbankan jam tidur. Inilah yang disebut dengan Revenge Bedtime Procrastination. Fenomena ini menggambarkan kecenderungan untuk sengaja menunda waktu tidur di malam hari demi memanfaatkan waktu luang untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang kita sukai, sebagai “balas dendam” atas kesibukan di siang hari. Fenomena ini sangat umum terjadi di kalangan mahasiswa di tengah jadwal padat dan merasa tidak memiliki waktu untuk menikmati hal-hal yang disukai di siang hari.
Revenge bedtime procrastination erat kaitannya dengan kekurangan waktu tidur dan kebutuhan untuk menikmati waktu pribadi setelah seharian beraktivitas. Kondisi ini cenderung disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebutuhan yang besar untuk menikmati waktu pribadi, di tengah kesibukan menyelesaikan tugas-tugas, kita merasa tidak memiliki waktu untuk hal yang kita sukai, seperti menonton drama, bermain sosial media ataupun menghabiskan waktu berbincang dengan orang yang kita cintai, dari sinilah kemudian keputusan untuk melakukan hal yang disukai dirasa lebih penting dari pada segera tidur. Dengan melakukan aktivitas yang disukai kita merasa terbebas dari tuntutan tugas yang telah kita jalani seharian. Selain itu kebiasaan bermain gadget, menonton TV dan aktivitas berat lainnya dapat mengganggu kualitas tidur, kurang tidur yang dialami kemudian mendorong jam tidur yang tidak teratur sehingga tubuh menolak beristirahat di jam seharusnya.
Jika dilihat sekilas, dampaknya mungkin tidak terlalu mengganggu. Namun, kebiasaan ini jika terus berlanjut dalam jangka waktu lama akan menjadi serius. Menunda Waktu tidur secara terus menerus membawa dampak negative pada Kesehatan fisik maupun mental. Kebiasaan menunda ini lambat laun akan merusak pola tidur kita secara keseluruhan, pola tidur yang tidak teratur akan mengantarkan pada masalah tidur jangka panjang seperti insomnia dan gangguan tidur lainnya. Dengan pola tidur yang tidak teratur dan tidak jarang kurang tidur, akan membuat tubuh merasa lelah dan sulit berkonsentrasi dalam menghadapi hari esok. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas dalam menyelesaikan tugas kuliah maupun organisasi. Selain dalam ruang lingkup produktivitas dalam menyelesaikan tugas, kondisi ini akan mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dalam tubuh yang kemudian meningkatkan resiko obesitas dan penyakit lainnya.
Untuk mengatasi masalah ini, kita bisa melakukan beberapa hal yang dapat membantu memperbaiki pola tidur:
- Tetapkan jam tidur yang teratur, buat jadwal realistis yang memungkinkan untuk beristirahat. Prioritaskan tugas-tugas penting dan alokasikan waktu untuk bersantai tanpa mengorbankan jam tidur
- Tentukan batas waktu aktivitas malam, tentukan jam batas untuk aktivitas berat, sehingga tubuh memiliki waktu untuk rileks sebelum tidur.
- Ciptakan rutinitas tidur yang menenangkan, aktivitas seperti membaca buku, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan dapat membantu rileks sebelum tidur. Buat kamar tidur yang gelap, tenang, dan sejuk. Matikan semua perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur.
- Hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, kandungan kafein membuat tubuh tetap terjaga, sehingga mengonsumsinya menjelang waktu tidur akan mengganggu.
Penting untuk diingat bahwa tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci untuk kesehatan fisik dan mental yang optimal. Sebagai mahasiswa, kegiatan kita tidak berakhir dalam satu hari saja, masih ada hari esok yang perlu dipersiapkan dengan baik. Tantangan yang lebih berat mungkin menanti. Dengan kondisi tubuh yang tidak fit, aktivitas kita akan terganggu, begitu pula hasil kinerja yang diharapkan. Menghindari Revenge Bedtime Procrastination dan menciptakan kebiasaan tidur yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup kita
Redaktur: Feby Simarmata
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.