SUARA USU
Film

Review All Of Us Are Dead, Serial Korea Zombie yang Harus Ditonton!

Oleh : Roida Boang

Suara USU, Medan. Dunia perfilman Indonesia dan Amerika saat ini sedang berlomba-lomba memproduksi film remake. Korea juga tidak mau kalah dalam memproduksi remake film, mereka senang memproduksi film dengan teknik mapping plot yang diperluas.

Lebih dari zombie di era kolonial terus berkembang ke era modern, dari awal hidup zombie neror seisi kota. Nah dibuat pula si zombie yang cuma berseliweran di area sekolah aja, sesimpel itu! Dan entahlah, apa pujian ini terkesan berlebihan, serial zombie Korea di Netflix yang bakal di review kali ini adalah One of the most zombie series i have ever seen year this : All of Us Are Dead.

Namanya juga film dan serial, kalau dicari masuk akalnya di mana, ya bakalan ada setumpuk catatan yang mengejutkan siapapun yang menontonnya pasti bilang, “Hebat ya, berhari-hari gak makan tapi masih bisa lari kencang”, “Ah ini mah episodenya paling sering , padahal bisa dibikin ringkas dulu, “Blablablabla”. Ya benar ketidakmasuk-akalan All of Us Are Dead memang cukup membuat naik tensi, tapi hal itu menurutku hal yang minor yang masih bisa dimaafkan. Karena ekspektasi awal cuman berharap serial ini memberikan pengalaman zombie yang sesungguhnya dan itu berhasil.

Episode-episode, plotnya cukup dan ini bagus, masuk pertengahan mulai dari sini jadi alasan banyak penonton protes karena alurnya mulai dan lebih parahnya jalan ditempat dan ketika menuju babak akhir barulah ketegangannya kembali meningkat lagi.

Okey, kalau lagi memang mau nonton All of Us Are Dead. Nikmati saja apa yang ada termasuk dengan seabrek karakter yang ada di serial ini. Meski miskin eksplorasi tokoh mereka masing-masing, setidaknya disinilah serial menariknya ini. Fokus cerita ada di para siswa/i SMA Hyosan, protagonis kolotan yang mengundang geram kita semua dan ini terkait! Mereka yang sebenarnya bertindak tanpa nalar dan agak sembrono. All of Us Are Dead gak mau mencoba membuat tiap tokohnya tampak berlagak paling heroik. Tidak! Satu tokoh karakter yang paling kusuka di serial ini adalah Nam On-Jo yang diperankan oleh Park Ji-hoo.

Dari awal serial ini sudah disuguhkan dengan isu bullying di lingkungan sekolah, yang awal mengira hal itu hanya sebatas sentilan yang tidak berpengaruh apa-apa dalam cerita dan faktanya ternyata tidak sama sekali. Premis ini benar-benar digali sampai ke akar-akarnya dan eksekusinya gak asal jadi. Isu perundungan di lingkungan sekolah di serial ini ternyata punya andil besar sama keseluruhan ceritanya, termasuk bagaimana akhirnya mereka bisa berjuang untuk tetap hidup di tengah kepungan para mayat hidup di sekolah tersebut.

Sulit sih kalau membandingkan serial ini dengan serial bertemakan zombie survival lainnya, sama-sama produksi Korea. All of Us Are Dead atau misalnya dibandingkan dengan Kingdom lah ya, masing-masing punya gayanya sendiri. Tema yang diangkat sama, eksekusinya aja yang tampak jadi pembeda. Film penontonnya juga sebelas dua belas masing-masing punya keunggulan dan kelemahan. Ya kalau boleh diulangi, All of Us Are Dead sukses jadi K-Drama Zombie Survival tapi tidak dengan semua logika yang kalau memang jadi dasar penilaian penonton. Plot yang jalan ditempat pun jadi masalah besar di serial ini, tapi kalau penonton merasa keadaan seperti itu sesuatu yang penting, kalian pasti akan sangat menikmati serial yang satu ini. Yuk langsung nikmati sensasi menonton fulm zombie lewat All Of Us Are Dead di aplikasi Netflix!

Redaktur: Yessica Irene


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Looking Up, Kisah Pilu Dibalik Perjuangan Astronot Sukses

redaksi

Bernostalgia ke Masa Remaja dengan Film Turning Red

redaksi

Missing, Pencarian Sang Ibu yang Hilang Misterius Melalui Ruang Digital

redaksi