SUARA USU
Uncategorized

Rombongan Mahasiswa Kelompok 2 Marsada Roha PMM USU Berkunjung Ke CV. Andaliman Mangintir

Oleh: Mahasiswa PMM Kelompok 2 Marsada Roha

Suara USU, Medan. Andaliman merupakan rempah khas Batak yang memiliki aroma jeruk dan rasa pedas yang menyengat ini mendapatkan perhatian menarik, khususnya untuk rombongan mahasiswa Kelompok 2 Marsada Roha PMM 4 USU. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan Modul Nusantara yang dibimbing oleh dosen Modul Nusantara Dr. Martha Rianna, S.Si dengan Ketua Kelompok Nur Alim Saputra dari Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia serta dibantu Liaison Officer (LO) oleh Apriani Pirdasari Sidabutar, Lastri Debora Sitanggang dan Marnala Togatorop dari Universitas Sumatera Utara. Karena ketertarikan mereka terhadap andaliman, mereka menyempatkan waktu untuk mempelajari pengetahuan seputar Andaliman yang dapat dijadikan inspirasi dengan mendatangi CV. Andaliman Mangintir Taman Eden 100 yang didirikan oleh Marandus Sirait dan berlokasi di Dusun Lumbanrang, Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba.

Di lokasi ini, mahasiswa PMM diberi pengetahuan seputar andaliman, pengolahaan andaliman, hingga bagaimana cara membudidayakan andaliman. Dalam penjelasannya, Marandus Sirait berpesan kepada mahasiswa agar terus semangat belajar dan berinovasi serta memanfaatkan peluang yang dipunya.

Tak hanya itu, mahasiswa diajak untuk merasakan getirnya biji andaliman dengan mencoba memakannya. CV. Andaliman Mangintir juga memproduksi berbagai jenis olahan dari andaliman, seperti andaliman bubuk, keripik singkong rasa andaliman, sabun, skin care, dan masih banyak lagi. Hebatnya, CV Andaliman Mangintir ini telah mengantongi sertifikasi halal untuk produk-produk yang telah dikeluarkannya.

Selain diperkenalkan dengan berbagai macam produk olahan andaliman serta proses pengolahannya, mahasiswa diajak berkeliling di Taman Eden 100. Di sana mahasiswa diajak untuk melihat berbagai macam tumbuhan yang dibudidayakan dalam green house. Mahasiswa juga diajak untuk mengunjungi air terjun yang masih berada dalam lokasi Taman Eden 100.

Dalam kunjungan tersebut, Marandus Sirait memberikan apresiasi kepada empat mahasiswa Kelompok 2 Marsada Roha PMM 4 USU yang berpartisipasi aktif pada kegiatan ini, diantaranya Yoga Rusydi Arifin dari Universitas Ahmad Dahlan, Astrid Clarissa Pintu Batu dari Universitas Widyatama, Andre Gregorius dari Universitas Tadulako serta Clandya Fracia Hutabarat dari Universitas Sam Ratulangi.

Kesan-kesan dari Yoga : “Dapat mecoba dan merasakan rempah andaliman yang merupakan rempah tersembunyi di Indonesia adalah pengalaman yang mungkin tak akan dapat dilupakan. Memiliki kaya rasa dan bisa dibilang mempunyai rasa yang komplit untuk sebuah rempah, andaliman pasti memiliki tempat sendiri dilidah penikmatnya. Selain dapat merasakan bagaimana rasanya andaliman, terimakasih juga saya ucapkan kepada Bapak Marandus Sirait yang telah dengan senang hati berbagi pengetahuan dan ilmu mengenai budidaya andaliman dari proses pembibitan sampai tahap produksi menjadi produk-produk yang bernilai tinggi. Ohiya, terimakasih sekali lagi kepada Bapak Marandus Sirait karena saya telah diberi bubuk andaliman yang saya rencanakan akan saya bawa pulang ke daerah asal saya dan memperkenalkannya disana”.

Astrid: “Sungguh pengalaman luar biasa bagi saya pribadi bisa mengunjungi CV. Andaliman Mangintir bersama para mahasiswa seluruh Indonesia. Saya bisa mengetahui merica khas batak tersebut memiliki kandungan gizi yang baik yang ternyata bisa dijadikan banyak produk seperti sambal, sabun mandi, shampoo, keripik, dan lain-lain. Saya berterimakasih kepada dosen modul nusantara saya, yaitu bu Martha Tambunan yang sudah mengajak saya dan teman-teman saya ke Taman Eden 100 ini. Selain itu, saya juga merasa berterimakasih dan merasa terhormat bisa bertemu Pak Marandus Sirait, seseorang dibalik suksesnya produksi andaliman ini dan sudah membagi ilmu kepada kami yang belum mengenal Andaliman. Saya harap seluruh masyarakat Indonesia juga mengenal andaliman ini sebagai salah satu rempah berharga di Indonesia.”

Andre: “Mengunjungi Taman Eden 100 adalah pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Melihat secara langsung proses pembuatan andaliman memberikan wawasan baru tentang bumbu khas yang satu ini. Suasana di Taman Eden 100 sangat menyenangkan dan asri, membuat kunjungan ini menjadi semakin istimewa. Petugas yang ramah dan informatif membuat saya merasa sangat diterima. Terima kasih kepada Taman Eden 100 atas pengalaman yang luar biasa ini. Kesempatan untuk mencoba andaliman kering dan keripik andaliman benar-benar memperkaya pengetahuan saya tentang kuliner khas daerah ini. Saya sangat menghargai keramahan dan kehangatan yang ditunjukkan selama kunjungan. Semoga Taman Eden 100 terus berkembang dan dapat memperkenalkan lebih banyak orang pada keistimewaan andaliman. Saya pasti akan merekomendasikan tempat ini kepada teman dan keluarga. Terima kasih banyak”.

Clandya: “Sangat bersyukur bisa berkunjung ke CV. Andaliman Mangintir karena dari sini kami mendapatkan ilmu yang dapat menumbuhkan inovasi kepada mahasiswa terutama saya sendiri. Saya berharap produk-produk andaliman ini bisa di kenal lebih-lebih luas lagi, sehingga masyarakat tahu jikalau ada rempah yang tidak kalah kandungan gizinya dari rempah lainnya. Saya juga berterima kasih kepada bapak Marandus Sirait beserta rekan-rekan yang sudah membagi ilmu kepada kami, Kelompok 2 Marsada Roha PMM 4 USU. Ilmu yang diberikan sangat bermanfaat dan membuat saya ingin lebih tahu dan mendalami Andaliman itu sendiri.”

 

Selain itu, berikut 23 mahasiswa pertukaran lainnya yang aktif dalam kegiatan tersebut:

1.     Insan Novita Hermanto           (Universitas Padjajaran)

2.     Fenesia Irma Wutuk                (Universitas Pattimura)

3.     Shintya Furi Hastuti                (Universitas Padjajaran)

4.     Nurhaliza Hanalia Putri           (Universitas Negeri Jakarta)

5.     Mila Minhatul Maula              (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudia Husada Madura)

6.     Moh. Rizqi Kurniawan             (Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi)

7.     Shinta Bella Angelina              (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

8.     Zulkhaida Nur Azzahra           (Universitas Padjajaran)

9.     Cosmas Damianus Andre M   (Universitas Nusa Cendana)

10.  Indah Nurhaliza                      (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang)

11.  Windi Citra Aulia                     (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia)

12.  Muzakir                                   (Universitas Hasanuddin)

13.  Nur Alim Saputra                    (Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia)

14.  Vriska Nanda Putri Siregar      (Universitas Negeri Semarang)

15.  Nurul Fitriani                          (Universitas Halu Uleo)

16.  Melinda Amalia                      (Universitas Dian Nuswantoro)

17.  Salsabilla Auliazaki Azzahra     (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur)

18.  Cecillia Eva Agustina               (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)

19.  Daryl Fawaz Mulyawan P        (Universitas Negeri Yogyakarta)

20.  Siti Nuraeni                             (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten)

21.  Rizqi Rahmatullah                   (Universitas Langlangbuana)

22.  Roberta Sukma Indria Sari      (Universitas Jember)

23.  Salsa Paramitha Suryandari    (Universitas Mercu Buana)

Artikel ini adalah publikasi tugas PMM dengan Dosen Modul Nusantara Dr. Martha Rianna, S.Si.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Peran Pekerja Sosial di Dinas Sosial Kota Medan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas Melalui Pelayanan Penyaluran Alat Bantu Disabilitas

redaksi

Pengaruh Budaya Asing terhadap Masyarakat

redaksi

Toleransi Beragama antara Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

redaksi