Reporter : Taty Kristina Malau/Arnoldus Naibaho
Suara USU, Medan. Komunitas Pecinta Barang Klasik Kota Medan telah sukses mengadakan acara Spin Day di Kedai Sumatera pada Sabtu, (29/10/22). Spin day merupakan event yang dikatakan semacam kapsul waktu yang mengingatkan dan membawa para tamu yang hadir kepada masa lampau, bukan berarti setiap orang akan hidup di masa lalu namun artinya memiliki kenangan tersendiri yang bisa diingat kembali. Acara ini dibuka dengan pemutaran gramophone dan vinyl dengan playlist masa lampau, lalu memperkenalkan turntable, kaset, tape deck, pameran jam tangan dan perbaikannya, bola basket, jarsey, buku, cigar, dan banyak lagi.
Selain itu ada penampilan pembacaan puisi serta tarian kontemporer dari Akar Sastra dan penari professional, dimana ada penggabungan antara tarian dengan musikalisasi puisi yang dikemas dengan sangat apik. Lalu bincang-bincang hangat yang membahas seputar barang-barang antik tersebut. Barang yang dipamerkan merupakan barang milik pribadi yang juga dilelang bagi orang yang tertarik dan berminat pada barang tersebut.
Barang antik di zaman sekarang sudah mulai terlupakan, diharapkan dengan adanya event ini bisa memperkenalkan barang-barang itu kembali kepada kaum muda agar tetap hidup dan tidak tergilas zaman yang sebagian besar menggunakan alat dan teknologi canggih.
Avena Matondang alumni Antropologi USU Stambuk 2003 selaku salah satu penggerak kegiatan ini memaparkan tujuan diakan event ini adalah sebagai wadah bertemunya para pecinta barang klasik. Tujuan diadakannya event ini untuk saling mendengarkan cerita-cerita unik dari koleksi mereka, sebagai tempat dimana orang mencari dan ingin memperbaiki barang barang klasik dan wadah untuk membeli barang antik dengan harga murah dan masuk akal.
Tantangan dalam pembuatan kegiatan ini ketika para pecinta barang antik sebelumnya bersifat personal, harus dilaksanakan pendekatan secara satu persatu untuk mengetahui koleksi barang antik satu sama lain. Melihat barang antik itu sendiri, suatu barang dikatakan antik jika dilihat dari tahun pembuatannya. Sebenarnya barang antik masih layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya untuk dikoleksi, namun kendalanya susah untuk menemukan tempat memperbaiki barang tersebut.
“Macam cari jarum dalam tumpukkan jerami, kita harus dekati satu persatu dan nongkrongnya lebih lama biar tau koleksian yang lain,” tutur Avena.
Agung selaku pemilik kedai Kopi Sumatra yang juga pecinta barang antik mengatakan Spin Day akan terus berlangsung dan diadakan secara rutin dengan kegiatan yang berbeda tapi tetap menghidupkan suasana klasik.
“Spin Day akan diadakan rutin, tidak selalu di Kedai Sumatera tapi bisa juga di tempat lain. Mungkin juga kegiatannya akan berbeda, jika tadi ada puisi dan tarian kedepannya mungkin akan ada kegiatan ngelukis dan lain sebagainya,” ujar Agung.
Redaktur: Salsabila Rania Balqis
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.