Sumber foto: dailysocial.id
Penulis: Alda Dita Khairani / Nurmaliza / Willem Gea / Septiani Rafella Sinaga
Suara USU, Medan. Perubahan perekonomian global yang terjadi pada era digitalisasi ini memberikan dampak bagi perkembangan perekonomian dunia. Banyak organisasi atau perusahaan yang memutuskan untuk menutup bisnisnya atau memutuskan untuk tetap bertahan dengan mengubah strategi. Melakuka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu strategi yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) marak terjadi pada sejumlah startup, seperti yang terjadi akhir-akhir ini, berita Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali lagi terjadi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Selain terjadi pada PT GoTo, PT Shopee dan Ruang guru juga mengalami hal yang sama. Langkah ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk membangun perusahaan yang menguntungkan dan memberikan dampak yang positif.
Di tengah kondisi tersebut, hal ini dapat memberikan dampak terhadap motivasi karyawan, bukan hanya karyawan yang terkena PHK, namun juga pada karyawan yang tersisa di perusahaan tersebut. Dengan menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi pada rekan kerja, hal tersebut dapat memunculkan dampak psikologis kepada karyawan yang tersisa seperti stress, cemas, sedih, takut, hingga kehilangan semangat bekerja. Widodo (2017) mengatakan adanya hubungan antara kegelisahan dengan motivasi, orang dengan kegelisahan yang cukup tinggi akan selalu merasa cemas, khawatir dan sulit berkonsentrasi jika berada dalam kondisi yang mengancam.
Fenomena ini dapat dilihat dari data yang diambil dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliana Widyantari, Susana Prapunoto dan A. Ign. Kristijanto dari Universitas Kristen Satya Wacana di PT kota Salatiga, Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal akan menimbulkan kecemasan seperti yang dialami oleh karyawan PT X. Sebanyak 237 karyawan telah dirumahkan pada bulan September 2017, kemudian pada bulan Mei 2018 PT X kembali lagi merumahkan 600 karyawannya. Akibat dari PHK tersebut karyawan yang tersisa memiliki motivasi kerja yang berkurang untuk bekerja. Mereka juga merasa khawatir karena melihat kondisi teman-temannya yang sudah di PHK. Ketidakpastian hubungan kerja karyawan yang tersisa, memberikan dampak kepada mereka sehingga mereka selalu bertanya-tanya terhadap tujuan dari organisasi. Karyawan cenderung memikirkan bagaimana nasib mereka di hari berikutnya, apakah mereka masih dapat berkerja atau tidak. Mereka tidak lagi memikirkan untuk mencapai prestasi atau meningkatkan motivasi kerja. Hal ini disimpulkan berdasarkan observasi lapangan dan wawancara dengan HRD dan karyawan PT X.
Dalam kondisi seperti inilah fungsi Human Capital Management (HCM) dibutuhkan. HCM adalah manajemen pengelolaan sumber daya manusia yang mengelola karyawan sebagai modal berharga perusahaan. HCM memiliki fungsi untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas sumber daya manusianya HCM menganggap karyawan bukan hanya sekadar sebagai tenaga kerja, tetapi sebagai aset perusahaan yang dapat memberikan keuntungan.
Selain itu, HCM berfungsi untuk memberikan pelatihan yang dapat membantu karyawan untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan para karyawannya. Sehingga para karyawan dapat memiliki kinerja yang lebih baik lagi dan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk dapat meningkatkan motivasi kerja, yang pertama adalah mendengar karyawan. Penting bagi pemimpin untuk mendengarkan karyawan dan memberikan ruang bagi karyawan untuk mengungkapkan rasa kehilangan mereka. Dalam hal ini tim HR dapat membantu mengurangi ketegangan akibat PHK serta membentuk hubungan kerja yang lebih baik. Lehman, Himstreet dan Baty berpendapat bahwa para manager dalam kerjanya kebanyakan hanya menyelesaikan waktunya dengan berbincang(speaking) dan memperhatikan para pekerja, konsumen dan berbagai perkumpulan bisnis lainnya. Mendengarkan menjadi salah satu bagian penting dalam perusahaan.
Tidak hanya mendengarkan karyawan, pemimpin yang baik harus menyediakan kesempatan kepada karyawan untuk menyampaikan pendapatnya dengan menyediakan ruang diskusi untuk mengungkapakan kekhawatiran para karyawan yang tersisa mengenai masa depan karier mereka ataupun kekhawatiran mengenai perubahan job description atau tanggung jawab mereka di perusahaan. Selain itu pemimpin penting untuk memberi dukungan kepada middle manager atau team leader. Team leader memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola tim serta memotivasi anggotanya yang tersisa karena team leader menjadi penghubung antara pimpinan dan karyawan dan begitu juga sebaliknya.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang sering terjadi akhir-akhir ini akan mempengaruhi penurunan kinerja dan motivasi karyawan yang tersisa dan hal ini akan memberikan pengaruh yang buruk bagi perusahaan. Untuk itu, peran HCM diperlukan untuk mendorong kembali motivasi karyawan, perusahaan harus dapat memberikan pemahaman kepada mereka tentang situasi yang tengah dihadapi dan rencana bisnis ke depannya. Selain itu, perusahaan perlu mendukung kebutuhan team leader atau middle manager agar mereka mampu mengelola anggota tim yang lain.
Referensi:
Widyantari, Y. Prapunoto, S. dan Kristijanto, Ign, A. 2020. Pengaruh Kecemasan Menghadapi Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT X di Kota Salatiga. Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. 12(2): 354-361.
Artikel ini merupakan publikasi tugas mata kuliah Human Capital Management dengan Dosen Pengampu: Dr. Audia Junita, S.Sos., M.si
Redaktur: Anna Fauziah Pane
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.