Penulis: Angel Sisilia
“Membangun dinasti itu sulit, Telaga. Apalagi sebagai seorang perempuan.”
Begitulah kutipan dari novel yang telah berusia dua dekade yang berjudul Tarian Bumi dan ditulis oleh Oka Rusmini ini. Novel ini memiliki beberapa tokoh seperti Ida Bagus Tugur, Ida Ayu Sagra Pidada, Ida Bagus Ngurah Pidada, Luh Sekar (Jero Kenanga), Wayan Sasmitha, Ida Ayu Telaga Pidada, dan Luh Sari.
Novel ini menceritakan sisi lain dari keindahan Bali, mengenai system kasta dan sastra social yang telah melekat di Bali. Novel ini mengangkat perjalanan cinta sejenis dan lawan jenis, perbedaan kasta hingga kesetaraan gender berhasil dibawakan dengan santai sehingga para pembaca dapat memahami beberapa istilah Bali.
Berawal dari persahabatan dua gadis yang berantusias meningkatkan kasta kehidupannya dan berujung dengan perjalanan cinta yang sangat panjang, kisah ini cukup menguras emosi para pembaca, seperti sedih, senang, haru, hingga marah. Hingga kini, novel ini sempat dan masih saja menjadi bahan diskusi.
Terdapat satu perbincangan lagi yang cukup menyayat hati dalam novel ini.
“Carilah perempuan yang mandiri dan mendatangkan uang. Itu kuncinya agar hidup laki-laki bisa makmur, bisa tenang. Perempuan tidak menuntut apa-apa. Mereka cuma perlu kasih sayang, cinta, dan perhatian. Kalau itu sudah bisa kita penuhi, mereka tak akan cerewet. Puji-puji saja mereka. Lebih sering bohong lebih baik. Mereka menyukainya. Itulah ketololan perempuan. Tapi ketika berhadapan dengan mereka, mainkanlah peran pengabdian, hamba mereka. Pada saat seperti itu perem- puan akan menghargai kita, Melayani kita tanpa kita minta. Itu kata laki-laki di warung, Meme. Benarkah kata-kata itu?”
Novel ini sangat menarik untuk dibaca serta mengandung pembelajaran mengenai kehidupan maupun adat Bali. Dengan alur cerita yang tidak mudah ditebak, terkesan santai, dan pemaknaan istilah yang mudah, novel ini dapat dinikmati oleh semua orang. Sayangnya novel ini tidak disarankan untuk pembaca di bawah umur karena cukup banyak mengandung unsur seksualitas.
Redaktur: Yulia Putri Hadi
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.