SUARA USU
Film

The Black Phone: Nada Dering di Tempat yang Hening

Oleh: Muhammad Keyvin Syah

Suara USU, Medan. Bosan dengan film blockbuster dengan sinematografi mewah ditambah aksi jedar jedornya? mari kita ulas tentang film thriller yang baru saja tayang di bioskop yaitu The Black Phone.  Film ini adalah produksi dari Blumhouse dan disutradarai Scott Derickson yaitu sutradara dari film Doctor Strange dan Sinister.

Film ini diadaptasi dari cerita pendek berjudul sama yang ditulis oleh Joseph Hillstrom King, yang merupakan putra Stephen King. Tentu nama-nama di atas sudah terkenal dan malang melintang di jagat film horror dan thriller.

Dari trailer sudah terlihat kemisteriusan film ini melalui tone warna dan cuplikan adegan-adegannya. Secara garis besar film ini bercerita tentang penculikan anak-anak oleh seorang pria bertopeng (the grabber) yang diperankan oleh Ethan Hawke. Antagonis yang ia perankan sukses menimbulkan kesan creepy dan misterius dengan ciri khas topeng dan balon hitamnya.

Seorang anak laki-laki bernama Finney diperankan oleh mason thames adalah tokoh sentral di film ini. chemistry antara finney dan adiknya Gwen layak diacungi jempol. Akting dari tokoh-tokoh lain juga sangat baik, hal ini membuat pikiran kita seolah tenggelam dalam alur ceritanya. Alur film ini tidak terlalu cepat, namun ini membuat latar belakang cerita disajikan dengan apik dan menarik. Setiap karakter mempunyai porsi yang pas dalam ceritanya.

Film ini mengambil latar di tahun 70-an yang membuat kita seperti kembali ke masa lalu. Jump scare dengan timing yang pas membuat kita merinding. Selain itu upaya kabur Finney dari ruang bawah tanah milik si penculik membuat kita ikut menerka-nerka cara untuk lolos. Beberapa plot twist juga disajikan dengan cermat membuat penonton bertanya-tanya.

Film yang pas untuk para pecinta film horror dan thriller. Film ini sukses melebihi ekspektasi dengan alur ceritanya yang rapih dan akting ciamik para pemerannya. Terdapat banyak adegan sadis maka film ini hanya untuk berusia diatas 17 tahun. Durasi film ini adalah 102 menit dengan biaya produksi 16 juta USD. Sebuah film dengan budget yang rendah untuk ukuran film Hollywood, namun tetap menyajikan kualitas yang bagus.

Ayo, tonton di bioskop terdekat!

Redaktur: Miranda Agnelya Naibaho


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

“The Boy and The Heron” (Kimitachi wa Dō Ikiru ka): Belajar Menerima dan Menemukan Makna Hidup di Tengah Kehilangan

redaksi

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas: Kisah Jagoan asal Bojongsoang yang Tak Takut Mati!

redaksi

Jujutsu Kaisen 0 Movie – Antara Cinta dan Kutukan

redaksi