SUARA USU
Kabar Kampus

TSA MEDAN Gelar Webinar Bertemakan Elevate Climate Mindfulness

Oleh: Tamara/Taty

Suara USU, Medan. Tanoto Scholars Association Medan (TSA Medan) mengadakan webinar yang kali ini mengangkat konsep Penanggulangan krisis iklim. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu (28/11) pukul 13.00 WIB melalui live Zoom Meeting. Webinar ini mengangkat tema “Elevate Climate Mindfulness” yang fokus utamanya penanggulangan krisis iklim (SDGs 13) dan bertujuan untuk membantu peningkatan kesadaran akan perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem pesisir.

Webinar yang berlangsung lancar ini mengundang Agy selaku CEO and Founder of Duitin sebagai pemateri pertama dan Meilinda Suriani Harefa, M.Si selaku Species Conservation and Project Management Program Direktur Yayasan Gajah Sumatera sebagai pemateri kedua. Kegiatan kali ini dipandu oleh Meilani Naibaho selaku moderator dan dihadiri mahasiswa dari berbagai lokasi yang berbeda.

Pada sesi pertama ini mengangkat topik mendaur ulang sampah yang sekaligus membahas ‘Duitin’ sebagai aplikasi digital untuk mengumpulkan sampah-sampah yang pada akhirnya dapat didaur ulang. Agy menjelaskan bahwa hanya 1.2% dari masyarakat Indonesia yang mengerti dan mau untuk mendaur ulang sampah dan sekitar 66,8% masyarakat yang masih membakar sampah di sekitar lingkungan rumahnya.

“Dapat kita lihat data yang banyak tersebar di internet, bahwa hanya 1,2% dari masyarakat kita yang mau mendaur ulang sampah miliknya dan 66,8% selebihnya masih membudayakan bakar sampah sebagai pilihan yang praktis,” ungkap Agy.

Dia menambahkan juga,  “ jangan dulu deh mendaur ulang sampah, tapi pastikan di rumah kalian masing-masing  mau mengelola sampah dan memilah jenis sampah yang dapat di daur ulang. Faktanya nih ya, aplikasi “duitin” ini lahir dari tiga founder yang dulunya adalah pemulung yang benar-benar ngetok tiap rumah nanyain sampah. Kemudian kami bergerak bersama untuk menjadi pengepul kecil dan sampai pada saat kami memiliki mesin cacah sendiri dan akhirnya sampai pada tahap menjadi founder dari Duitin.”

Sesi selanjutnya dibawakan oleh Meilida dengan mengangkat topik konservasi mangrove. Ia menjelaskan bahwa limbah mangrove sekalipun dapat bermanfaat bagi banyak hal.

“Limbah ini kan ada yang tidak produktif dan ada yang produktif. Kalau sampah yang tadi sampah plastik itukan merusak yah, tapi kalau namanya mangrove karena dia hidup, dan yang hidup ini pasti akan melapuk dan terurai, itu pasti akan sangat bermanfaat. Tapi kalau sudah diolah menjadi barang, dia bukan mangrove lagi. Itu kombinasi barang yang nantinya dapat kita lihat akan dibentuk menjadi apa dan asalkan  tidak dengan bahan kimiawi pasti dia akan bermanfaat.”

Terakhir pada closing statement, Meilida menaruh harap bagi semua anak muda untuk bisa bermanfaat bagi banyak hal.

“Jadilah orang yang bermanfaat. Sekecil apapun yang kita lakukan pasti akan bermanfaat, baik sekarang maupun yang akan datang. Jadilah pemuda agent of climate’s change, agen perubahan iklim, karena sekecil apapun peran kita saat ini akan memberi dampak 30 tahun kedepan,” tutup Meilida.

Redaktur: Yessica Irene


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

PEMA FH USU Adakan Kunjungan Silahturahmi ke SEMA UNIMED

redaksi

Menjadi Generasi Qur’ani Bersama LPTQ USU

redaksi

Rekrutmen Terbuka KPS FH USU: Regenerasi Anggota, Raih Lebih Banyak Prestasi

redaksi