Reporter: Muhammad Keyvin Syah dan Taty Kristina Malau
Suara USU, Medan. Sanggar Anak Sungai Deli alias Sasude telah mengadakan pemutaran Film pendek yang berjudul “Sang Alkemis” di Gg. Kesatria, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan (25/08). Sasude sudah berdiri sejak 2018, komunitas ini berfokus pada edukasi anak-anak muda di sekitar Sungai Deli.
Anak-anak yang Sasude dilatih akting oleh Samsara Studio dalam jangka waktu 6 bulan dan sebagai ujian akhirnya mereka berperan di film pendek “Sang Alkemis”. Film pendek yang disutradarai oleh Roy Julian ini mengangkat isu lingkungan di sekitar Sungai Deli yang dipenuhi sampah dan sering mengalami banjir.
Letak tempat pemutaran film yang berada di pinggiran Sungai Deli membuat film ini lebih hidup. kita dapat melihat sendiri masalah sampah dan ketimpangan sosial yang ada disekitar sungai itu. Di satu sisi kita dapat melihat rumah-rumah yang cukup mewah, sementara di sisi lain ada bangunan semi permanen yang rawan dilanda banjir.
“Film ini berawal kegelisahan atas kondisi Sungai Deli sejak aku bergaul dengan bang Lukman dan Sasude. Sungai Deli berada pada satu tata kota yang buruk dan konstelasi politik yang rumit. Film ini ingin mengkritisi persoalaan Sungai Deli baik secara internal dan eksternal.” Ucap Roy Julian sebagai sutradara.
“Film ini adalah Suara dari masyarakat di pinggir Sungai Deli. Ada sedikit yang menggelitik bagi saya saat persoalaan banjir hanya disalahkan pada masyarakat di pinggiran Sungai Deli padahal sebagian besar drainase di kota medan juga berakhir di sungai ini.” ujar Lukman Hakim inisiator Sasude
Harapan mereka film ini dapat diputar di festival film. Mereka juga mempunyai rencana untuk mempublikasikan film ini secara online, namun tidak untuk saat ini. Sasude juga ingin melebarkan sayap dengan melibatkan ibu-ibu pada UMKM dan menjadikan kampung itu menjadi kampung kreatif.
Sungai yang menjadi saksi bisu peradaban Kota Medan. Mungkin saja akan menjadi simbol hancurnya Kota Medan. Sungai Deli saat ini airnya keruh berwarna cokelat dan banyak sampah yang ikut terbawa arus air. Mungkin 10 tahun kedepan sungai ini berubah menjadi got hitam yang tertutup beton jika tidak dijaga kelestariannya.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.